Ruang Slot - Tugas Potret Yang Menghasilkan Kepuasan
Pagi yang cerah itu Radit sendirian di rumah karena kuliahnya kosong hari itu, Adiknya sudah berangkat sekolah, sedangkan orang tuanya pergi ke luar kota. Setelah bangun tidur (biasanya kalau libur dia bangun agak siang, kira-kira jam 9), Radit menuju kamar mandi. Segera disiramnya tubuhnya dengan air dingin yang segar.
Selesai mandi dan berpakaian, dia menuju meja makan untuk sarapan. Setelah itu baca-baca koran sebentar, kemudian beranjak ke teras depan rumah. Sambil duduk-duduk, dia menatap ke rumah depan yang didiami oleh Mbak Lenny dan suaminya Mas Febri, tetangganya yang sering bertandang ke rumah Radit untuk ngobrol-ngobrol bersama ibunya atau keluarganya. Mbak Lenny adalah wanita yang cantik berumur kira-kira 28 tahun.
Dia adalah seorang ibu rumah tangga yang modern, yang selalu mengikuti mode, sedangkan suaminya Mas Febri adalah tipe pria pekerja yang kadang selalu lupa waktu dan keluarga. Mas Febri umurnya kira-kira 35 tahun. Mereka berdua belum dikaruniai anak dan di rumah itu hanya tinggal bertiga bersama seorang pembantu yang berusia kira-kira 20 tahun serta seekor anjing Dalmatian peliharaan Mbak Lenny.
Mas Febri mempunyai perusahaan warisan orang tuanya yang cukup besar dan sukses, sehingga waktunya sering tersita untuk memikirkan perusahaannya daripada memikirkan istrinya yang cantik dan seksi kesepian di rumah yang cukup besar itu. Dia hanya ditemani pembantu dan anjing setianya. Radit sendiri adalah seorang mahasiswa komunikasi jurusan advertising di sebuah fakultas swasta terkenal.
Sambil melamun, Radit tiba-tiba ingat tugas fotografinya untuk mengambil obyek outdoor. Segera dia masuk ke kamarnya mengambil kamera dan kembali ke teras depan. Sambil berjalan di taman, dia mencari-cari obyek untuk dijepret, berharap ada kupu-kupu yang hinggap di atas bunga-bunga peliharaan ibunya.
Nah, ada seekor kupu-kupu yang hinggap, segera dia pasang aksi seperti fotografer profesional untuk mengambil gambarnya. Baru asik-asiknya motret, Radit dikejutkan oleh sapaan Mbak Lenny yang tiba-tiba saja sudah masuk ke dalam taman di rumahnya.
“Eeeh… dik Radit… lho… kok ngga kuliah..? Baru ngapain tuh, motret yah..? Mbok motret Mbak Lenny aja yang cantik ini daripada motret kupu-kupu..!” sapa Mbak Lenny.
“Aduh, saya kirain siapa… bikin kaget aja Mbak Lenny ini… Anu Mbak, hari ini aku libur, eh… Mbak Lenny mau cari Ibu ya..? Baru ke luar kota tuh Mbak, pulangnya mungkin lusa.” jawab Radit.
Sekilas Radit melihat dandanan Mbak Lenny hari itu, cantik sekali dia dengan kaos you can see-nya yang memperlihatkan lengannya yang putih mulus dan rok mininya di atas lutut memperlihatkan kedua kaki jenjangnya yang berbetis indah dan berpaha putih mulus. Rambutnya yang panjang berwarna agak kemerahan digerai dengan bandana menghiasi kepalanya. Bibirnya yang seksi berwarna merah disapu lipstik merah tipis, pokoknya dahsyat deh dandanan Mbak Lenny.
“Ahh… enggak, mbak cuma mau maen aja, abis bosen sendirian di rumah. Si Santo baru ke pasar, Radit Mbak nggak ada kegiatan apa-apa nih…”
“Lho… Mas Febri apa udah berangkat Mbak..? Biasanya kan jam 10:00 baru ngantor..?” tanya Radit.
“Udah, tadi pagi-pagi sekali jam 8:00. Katanya mau meeting sama kliennya di kantor. Paling pulangnya juga baru ntar malem…” jawab Mbak Lenny sambil menghela napas panjang.
“Dik Radit ngapain motret bunga segala..?” sambung Mbak Lenny.
“Ini nih Mbak, buat tugas mata kuliah fotografi. Motret obyek outdoor..!” jawab Radit.
“Kalau gitu motret Mbak Lenny aja, Mbak kan nggak kalah cantik sama model-model cover girl di majalah itu, ya nggak..?” sahut Mbak Lenny.
“Iya deh, Radit percaya kok kalau Mbak cantik, seksi lagi… tapi apa mbak bersedia buat modelku. Kan ini nanti hasilnya untuk didiskusikan di depan kelas, Mbak…”
“Kenapa enggak… siapa tau nanti ada produser atau talent scout atau dosenmu yang tertarik untuk mengontrak Mbak. Kan Mbak jRadit terkenal… hi.. hi.. hi..” canda Mbak Lenny.
“Ngomong-ngomong kamu bilang tadi, Mbak seksi ya..? Apa bener githu..?” sambil tangan Mbak Lenny mencubit pinggang Radit.
Radit hanya tersenyum, dan kemudian menarik tangan Mbak Lenny untuk mengarahkan gayanya jadi model pemotretan. Setelah 15 frame diambil Radit, sekarang Mbak Lenny malah yang aktif merubah sendiri gayanya. Dia tundukkan badannya ke depan sambil tangannya menyangga tubuhnya di bebatuan kolam, rambutnya dibiarkan tergerai ke belakang. Tatapan matanya tajam ke depan menatap kamera, sedangkan bibirnya yang sensual terbuka sedikit.
Radit mengambil posisi di depan Mbak Lenny, dia terperangah memandang pose Mbak Lenny sambil gemetar memegang kamera. Karena dari pose itu terlihat jelas gundukan payudara Mbak Lenny yang kenyal dan indah itu menggantung di balik kaos you can see yang berpotongan leher rendah. Melihat keindahan duniawi itu, membuat Radit menelan ludah dan segera mengabadikannya sebanyak 5 frame. Setelah ganti pose, sekarang Mbak Lenny duduk di atas bebatuan kolam sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar tapi tangannya diletakkan di depan selangkangannya sehingga menutupi celana dalamnya.
Kepalanya dimiringkan sedikit dan bibirnya terbuka, tatapannya sayu seakan mengajak untuk tidur. Disuguhi pemandangan seperti itu, Radit blingsatan sendiri. Paha Mbak Lenny yang mulus sekali serta betisnya yang indah, membuat Radit yang penggemar betis indah cewek ini ingin mengelus dan mengecup serta menjilatinya.
Celana dalam Mbak Lenny yang mengintip nakal berwarna ungu, nampak menggembung indah menggambarkan bukit kemaluannya walaupun sedikit terhalang oleh tangan Mbak Lenny. Payudara Mbak Lenny yang mengkal berukuran 34B, tampak tercetak jelas dihimpit kaos ketatnya. Tanpa disuruh lagi, si Radit junior di balik celana pendeknya menggeliat bangun.
Setelah beberapa kali mengambil gambar, Mbak Lenny melontarkan usul, “Dik Radit gimana kalo kita ganti setting? Ke rumah Mbak aja… kan nanti bisa di kolam renang segala. Entar Mbak bikinin spagheti kesukaan kamu deh… gimana..?” Radit terdiam sejenak, kemudian mengangguk setuju. Lalu Radit membereskan kameranya dan mengunci pintu rumah.
Selanjutnya Radit mengikuti langkah Mbak Lenny dari belakang. Sambil berjalan Radit menatap Mbak Lenny yang berjalan di depannya, sungguh seksi sekali wanita ini. Cara berjalannya, lenggak-lenggok pinggulnya, pantatnya yang padat bulat tercetak ketat di rok mininya, paha mulusnya, betis indahnya, oooh, sungguh indah. Ingin rasanya Radit menikmatinya. Setelah masuk di dalam rumah, Mbak Lenny mempersilahkan Radit menganggap sebagai rumah sendiri dan meminta Radit menunggu sebentar untuk ganti pakaian.
Radit pun duduk di ruang tengah sambil nonton siaran TV kabel yang tidak terdapat di rumahnya. Radit memandang kagum rumah besar yang dihiasi perabotan moderen itu yang menggambarkan kesuksesan bisnis Mas Febri. Siro, anjing Dalmatian Mbak Lenny tampak berlari-lari kecil menghampiri Radit dan duduk tenang di sisi kaki Radit.
Tidak lama, Santo pembantu Mbak Lenny yang sudah pulang dari pasar, membawakan minum untuk Radit. “Monggo lho Mas Radit… diminum dulu airnya… saya ke belakang dulu, mau masak.”
“Ehm… iya Sul… makasih yaa… kamu udah pulang to…?” jawab Radit. Santo ini memang usianya tidak berbeda jauh dengan Radit, dua tahun lebih muda dari Radit. Santo berasal dari Jawa Tengah, manis orangnya, putih kulitnya dan bisa dibilang seksi juga. Kalau diberi nilai, yah… 6 lah..! Radit sering juga mengintip si Santo ini kalau sedang menyiram taman dengan menggunakan celana pendek yang memamerkan paha mulusnya dan kaos ketat bekas pemberian Mbak Lenny yang menampakkan gundukan payudaranya.
Benar-benar terlihat masih murni dan belum terjamah lelaki. Tidak lama kemudian, Mbak Lenny turun dari kamarnya di lantai atas mengenakan jas kamar dan kemudian menghampiri Radit, lalu duduk di sebelahnya. Mbak Lenny kemudian mengobrol sebentar dengan Radit, dan berkeluh kesah serta curhat tentang kesepiannya ditinggal oleh Mas Febri yang super sibuk. Hingga tidak disangka, Mbak Lenny tanpa risih pun bercerita tentang kehidupan seksualnya bersama suaminya kepada Radit. Radit pun walaupun segan, tetap berusaha mendengarkan dan menghibur Mbak Lenny.
Sesekali sambil curhat, Mbak Lenny duduk tidak beraturan hingga jas kamarnya tertarik dan tampaklah paha putih mulus yang dihiasi bulu-bulu halus. Radit pun menelan ludah melihat keindahan itu, juniornya mulai berontak di dalam celananya. Tiba-tiba Mbak Lenny seperti tersadar kemudian berkata, “Aduh… sory ya, Di… Mbak kok malah jadinyaa curhat. Padahal tadi kita kan mau pemotretan ya..? Ayo deh, kita langsung aja ke kolam renang di belakang,” sambil menggeret tangan Radit menuju ke kolam renang. Setelah sampai, Radit pun menyiapkan peralatannya, sementara Mbak Lenny melepas jas kamarnya.
“Sudah siap Mbak..?” tanya Radit sambil membalikkan badan menatap Mbak Lenny. Radit terkesiap melihat Mbak Lenny memakai bikini yang hanya menutupi sedikit payudaranya dan secarik celana dalam menutupi kemaluannya hingga bulu-bulu kemaluannya sedikit keluar dari celana yang bisa dibilang hanya seperti secarik kain itu.
Kontan Junior Radit pun berteriak, “Merdekaaa…” mengacungkan kepalannya, berdiri tegak di dalam celananya sehingga tampak sedikit menggembung bila dilihat dari luar. Mbak Lenny yang melihat Radit melongo memandangnya hanya senyam-senyum saja, apalagi ketika Mbak Lenny melihat tonjolan di celana Radit akibat kepalan merdeka yunior Radit.
“Heh… Di… ati-ati, ada lalat masuk mulut kamu ntar…” Mbak Lenny menyadarkan Radit. “Ehh.. Ehhmm.. ii.. iiya.. ya… Mbak…” jawab Radit gelagepan. Mbak Lenny sengaja jalan melenggak-lenggok di depan Radit dan kemudian merebahkan diri di sisi kolam renang sambil mengangkangkan kakinya untuk menggoda Radit. Radit hanya bisa melotot menyaksikan tubuh indah Mbak Lenny.
“Di… ayo cepetan doong… dipotret. Kamu tuh kayak nggak pernah liat cewek pake baju renang aja..!”
“Iii.. iii.. iiiyaa… iyaa… Mbak..” sambil tangannya gemetar memegang kamera dan menekan tombol. Akhirnya, setelah satu rol film dihabiskan di kolam renang, Mbak Lenny tanpa memakai jas kamarnya lagi, menarik tangan Radit ke dalam lalu dibawanya ke lantai atas masuk ke kamarnya.
“Eh… Mbak mau kemana niih..?” tanya Radit.
“Ssst… udah diem aja, nanti kamu tau sendiri..!” jawab Mbak Lenny. Di dalam kamar yang luas terdapat sebuah tempat tidur besar, satu televisi 29 inchi dan perangkat stereo canggih, serta AC yang dingin. Radit menjadi semakin terbengong-bengong, sementara Mbak Lenny langsung mengunci pintu kamar itu.
“Mbak… maaf, kita mau ngapain di sini..? Rasanya saya nggak pantes deh di sini. Ini kan kamar Mbak Lenny sama Mas Febri.” kata Radit. Mbak Lenny mendekati Radit, meletakkan telunjuknya di mulut Radit, dan menyuruh Radit untuk diam. “Di… udah lama Mbak nggak pernah dipuji sama cowok, apalagi sama Mas Febri. Tadi Mbak seneng kamu bilang Mbak ini cantik dan seksi.” kata Mbak Lenny.
“Mbak pingin kamu potret Mbak dalam keadaan bugil..! Kamu mau khan… tolong Mbak… please… ya Di… Nanti kamu boleh melakukan apa aja yang kamu mau sama Mbak.” lanjut Mbak Lenny. Radit terdiam, tapi matanya masih nakal melihat puting payudara Mbak Lenny yang menonjol di penutup dadanya.
Tanpa menunggu persetujuan Radit, Mbak Lenny melepas penutup dadanya, sehingga sekarang terlihatlah kedua payudaranya yang bulat kencang dan indah itu menantang Radit. Mbak Lenny kemudian menyalakan TV dan stereo set lalu menyetel VCD porno. Suara ah.. uh.. ah.. uh.. dari VCD terdengar keras, “Nggak pa..pa…. Di, kamar ini kedap suara kok. Jadi nggak bakalan ketauan kita ngapa-ngapain di sini.” kata Mbak Lenny seakan-akan tahu akan kekhawatiran Radit.
Mbak Lenny mulai menggoyangkan badan meliuk-liuk seperti penari striptease ditingkahi suara VCD porno sambil tangannya menyusuri tubuhnya. Mulai dari payudaranya diremas-remas sendiri hingga dipermainkan putingnya, lalu turun ke perut dan kemudian masuk ke celana kecil dan bermain-main di vaginanya. Matanya merem-melek menikmati permainannya sendiri. Sementara Radit gemetaran mengambil gambar Mbak Lenny, konsentrasinya terbelah, antara mengambil gambar dan terangsang nafsu birahinya.
Radit kemudian mendekat dan merebahkan dirinya di lantai kamar yang berkarpet itu untuk mengambil gambar Mbak Lenny yang setengah bugil itu menari-nari di atasnya. Setelah jeprat-jepret, kemudian Mbak Lenny yang masih mengangkanginya itu menarik tangan Radit dan membimbingnya menyentuh bukit kemaluan yang masih tertutup itu. Mbak Lenny mendesis-desis dan menggeliat-geliat, Radit jadi terpana tidak menyangka Mbak Lenny yang cantik dan yang selama ini dikenalnya itu bisa berubah menjadi liar seperti ini.
Kemudian Mbak Lenny menurunkan badannya, jongkok di atas Radit dan kemudian menindih Radit. Sekarang bukit kemaluannya menekan keras yunior Radit yang sama-sama masih tertutup celana itu. Radit sendiri masih terus mengintai dari balik kamera dan menjepret ekspresi Mbak Lenny yang sedang dalam keadaan terangsang hebat.
Mbak Lenny menggoyang-goyangkan pinggulnya dan mau tak mau Radit keenakan dan segera meletakkan kameranya di lantai. Kemudian Mbak Lenny membungkuk dan mencium bibir Radit, dan Radit pun membalas sehingga mereka sekarang saling mengulum. Radit memeluk punggung halus Mbak Lenny sehingga payudaranya yang bulat itu menekan kuat di dada Radit. Sejenak kemudian mereka melepaskan diri.
Mbak Lenny kemudian melepas celananya sehingga sekarang 100 persen bugil. Rambut kemaluannya yang lebat tapi rapih itu terlihat menggairahkan. Radit yang sudah pernah menyetubuhi ceweknya itu pun tidak tinggal diam, dia juga melepas pakaiannya sehingga mereka berdua bugil sekarang. Mbak Lenny kemudian duduk di pinggir tempat tidur dan merebahkan tubuhnya, lalu Radit jongkok di depan selangkangannya dan membuka kedua paha Mbak Lenny lebar-lebar. Radit kemudian menciumi betis indah Mbak Lenny dan menjilatinya bergantian kanan-kiri. Tangannya meraba-raba paha mulus Mbak Lenny. Ciuman dan jilatan itu mulai naik ke paha dalam, terus sampai ke selangkangan dan sampailah ke klitoris.
“Oooohh…. aaahh…. Raditii…. trusss… Diii…. jilat terus sayang….”Radit pun dengan rakusnya terus menjilati dan menjorokkan hidungnya ke klitoris dan vagina Mbak Lenny. Mbak Lenny merapatkan pahanya ke kepala Radit untuk mendapatkan jilatan Radit yang intens itu. Hingga sampai suatu saat, tubuh Mbak Lenny mengejang kuat dan berteriak keras, rupanya Mbak Lenny sudah mencapai orgasmenya yang pertama.
Radit pun terus menjilati cairan kenikmatan yang keluar dari liang senggama Mbak Lenny dengan rakusnya. Setelah itu Radit bangkit dan mengelap wajahnya yang basah karena cairan kenikmatan dengan tangannya, lalu memandang Mbak Lenny yang masih terengah-engah memejamkan mata sambil terbaring menghayati orgasmenya baru saja.
Radit kemudian merebahkan diri di ranjang di samping tubuh bugil Mbak Lenny, lalu Mbak Lenny pun bangkit dan meraih kejantanan Radit yang tegak keras itu. Dielus-elus dengan lembut dan diciuminya kemaluan Radit, “Hmm… I like it… yummy…” ceracau Mbak Lenny. Kemudian dikocoknya pelan, terus meningkat cepat sampai Radit merem-melek tidak karuan gerakannya.
Setelah itu, Mbak Lenny membungkukkan kepalanya dan mulai memasukkan kejantanan Radit ke dalam mulutnya. Dikenyot-kenyot dan dihisap-hisap dengan kuat hingga Radit kelabakan karena diberi kenikmatan seperti itu.
Radit merasa nikmat sekali, kalah jauh pacarnya jika dibandingkan dengan Mbak Lenny. Radit merasa ada yang mau mendesak keluar dari kemaluannya namun ditahannya kuat-kuat sambil menarik kepala Mbak Lenny untuk melepaskan kulumannya di penis Radit. Radit tidak mau spermanya terbuang sia-sia di mulut Mbak Lenny, dia maunya menumpahkan spermanya di liang senggamanya Mbak Lenny atau minimal di paha atau betisnya.
Mbak Lenny menatap Radit dengan nanar, kemudian menggulingkan tubuhnya di samping Radit dan berkata, “Ayo Radit sayang, perbuatlah apa yang kamu suka… nggak usah takut… berikan Mbak perlawanan kamu yang hebat… sayang… Come on, honey…” Radit pun tanpa basa-basi lagi, lalu menggumuli tubuh indah Mbak Lenny, melumat bibir sensualnya, menciumi setiap inci tubuhnya hingga Mbak Lenny menggelinjang.
Meremas-remas payudaranya, mencaploknya dan menjilati putingnya dengan penuh nafsu. Terus menjilatinya dengan tujuan ke arah vagina, terus turun ke paha dan betis hingga tubuh Mbak Lenny yang putih dan sintal itu sekarang basah oleh jilatan Radit.
“Auuh… oooh… aaahhh… ehhmmm… trusss… sayy… aaahhh…” Mbak Lenny menggelinjang terkena tarian lidah Radit.
“Ayo sayaang… mana punya kamu… siiniii… shhh… cepeett… masukiiin… ooohh…” tangan Mbak Lenny dengan tidak sabar menarik kejantanan Radit ke selangkangannya. Radit pun mengerti dan maklum apa yang diinginkan Mbak Lenny yang mungkin sudah lama tidak disentuh oleh Mas Febri, suaminya. Radit pun segera menempelkan kejantanannya ke bibir kemaluan Mbak Lenny dan menggesek-gesekkannya di sana.
Mbak Lenny menggerak-gerakkan kepalanya tidak karuan hingga rambutnya kusut mendapat gesekan kenikmatan dari Radit. Perlahan, kemudian Radit mengarahkan kepala penisnya ke depan lubang kenikmatan Mbak Lenny, ditekannya.
“Sluupss…” meleset, dicobanya lagi, “Sluppss…” meleset lagi. Mbak Lenny menggelinjang karena kejantanan Radit yang meleset itu mengenai klitorisnya. Lalu Mbak Lenny membantu menuntun kemaluan Radit, dan Radit menekan kuat-kuat hingga, “Bless…” masuklah kepala kejantanan Radit ke dalam lubang kemaluannya.
“Auuuh… sayy… pelan… sakiiit… punya kamu gede banget…” jerit Mbak Lenny. Radit pun merasa linu karena kepala batang kejantanannya dijepit vagina Mbak Lenny yang super sempit itu. Dicobanya menekan pelan-pelan hingga masuk perlahan-lahan batang penisnya. Dibantu dengan goyangan pinggul Mbak Lenny, Radit menekan terus secara perlahan hingga masuklah semua batang kemaluannya ke dalam liang senggama Mbak Lenny. Sejenak Radit diam merasakan rasa nikmat penisnya dijepit bibir kemaluan super sempit Mbak Lenny.
“Mbak sayaang… masih sakiit enggak..? Kalo masih sakit, udahan aja deh… kasihan Mbak nanti.” “Jangan… jangan dicabut… teruskan sayang… udah nggak sakit kok..!” spontan tangan Mbak Lenny memeluk erat bahu Radit dan kakinya dilingkarkan di pinggang Radit. Mendengar itu, Radit kemudian mulai melakukan gerakan penisnya maju-mundur.
Lama kelamaan, gerakan itu semakin cepat dan cepat dan yang terdengar hanya dengusan nafas Radit dan desahan kenikmatan Mbak Lenny. Radit memperlambat gerakannya untuk menurunkan tensi permainan, dan bangkit duduk sambil merengkuh tubuh Mbak Lenny. Hingga sekarang, mereka berdua posisinya berhadapan berpangkuan, Radit terus menusuk-nusukkan kejantanannya sampai tubuh Mbak Lenny menggelosor jatuh berbaring kembali di ranjang.
Radit mengganti posisi, sekarang dia berdiri di atas lututnya menusuk-nusukkan kejantanannya ke kemaluan Mbak Lenny sambil tangannya merengkuh kaki Mbak Lenny yang kiri, diciumi dan dijilati betisnya. Kembali ke posisi konvensional, sambil bergulingan Radit berpindah posisi membuat Mbak Lenny bergerak di atas tubuhnya. Sekarang Mbak Lenny yang aktif bergerak di atas tubuhnya. Mbak Lenny merasa nikmat sekali dengan posisi demikian karena bisa mengontrol masuknya penis ke vaginanya.
Tak lama kemudian, terasa denyutan teratur di dinding kemaluan Mbak Lenny, Radit pun membantu memompa dari bawah dan memasukkan kejantanannya lebih dalam lagi. “Aaaw… sayaaang… akuuu mmaauu… ke… keeluu… aaarrr… aaahhh…” dan “Creet… creeet…” cairan hangat keluar dari liang senggama Mbak Lenny membasahi batang penisnya hingga keluar sampai pangkal kemaluannya. Itulah orgasme kedua Mbak Lenny.
Mbak Lenny pun menggelosor lemah menindih tubuh Radit sambil memeluk Radit erat. Radit mengelus-elus rambut panjang Mbak Lenny dan punggung halus mulusnya sementara tangan yang satunya meremas-remas pantat bulat Mbak Lenny. Mbak Lenny sudah dua kali orgasme, sementara Radit belum keluar sama sekali, hingga setelah beberapa saat, keduanya terdiam, Radit mulai kembali memegang peranan.
Dengan masih berpelukan, mereka berguling berganti posisi dengan penis masih di dalam vagina hingga kembali ke posisi konvensional. Diciumnya dengan lembut bibir sensual Mbak Lenny dan dibalas dengan permainan lidah. Kembali Radit meremas-remas payudara Mbak Lenny dan memainkan putingnya hingga Mbak Lenny kembali terangsang. Radit mulai melakukan gerakan maju-mundur kejantanannya dan makin lama makin cepat.
“Plok… plok… plok…” suara selangkangan mereka berdua bertabrakan. “Crop… cropp… cropp…” suara kemaluan Mbak Lenny yang masih basah oleh cairan kenikmatan dirojok senjata tegangnya Radit. Hingga tidak lama kemudian, Radit ingin keluar, “Oooh… Mbak… aaahh… akuuu… mmmaauuu keluuuaaarrr…”
“Terusin sayang, hehm…. oooh… kluarin di dalem ajaaa… saayyy… aaahhh…” jawab Mbak Lenny. Sebelum air mani Radit memancar, Mbak Lenny kembali orgasme, hingga akhirnya setelah itu “Crooot… crooot… crooot…” air mani Radit dengan sukses keluar di dalam liang senggama Mbak Lenny. Terkabullah sudah keinginan Radit.
Mbak Lenny masih melingkarkan kakinya di pinggang Radit dan tangannya memeluk erat bahu Radit sambil pinggulnya digoyang-goyangkan. Lima menit Radit mempertahankan posisi itu hingga terasa lemas. Penisnya mengkerut di dalam vagina Mbak Lenny untuk relaksasi.
Radit sayaaangg… kamu hebat deh… Mbak suka sama permainan kamu. Kalau kamu pingin lagi, jangan malu-malu bilang ama Mbak yach..! Ntar mbak kasih yang lebih dahsyat lagi… Oke sayang…” sambil mengecup bibir Radit dengan mesra.
“Mbak juga hebat… punya Mbak masih sempit dan enak jepitannya… apalagi goyangannya… wauw…” puji Radit. Seperempat jam lamanya mereka berdua saling memuji, hingga akhirnya berbenah diri dan memakai kembali pakaian mereka masing-masing.
Tanpa mereka sadari, mulai dari permainan tRadit, si Santo, pembantu Mbak Lenny mengintip perbuatan mereka berdua di dalam kamar dari lubang kunci sambil masturbasi sendiri. Santo sungguh terpesona dengan besarnya kejantanan lelaki seperti milik Radit yang baru dilihatnya pertama kali. Dengan mengintip dan masturbasi itu Santo pun mendapatkan orgasmenya yang baru pertama kali dirasakan itu hingga celananya basah.
Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.
Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan
Register ID:
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar