Dipaksa Ngentot Dengan Dua Kakak Kelas Yang Sange

Ruang Slot - Dipaksa Ngentot Dengan Dua Kakak Kelas Yang Sange

Waktu itu tahun 2010 saat saya baru saja menjadi mahasiswa semester satu sebuah perguruan tinggi komputer terkenal di Depok (di sebelah sebuah universitas negeri beken). Seluruh mahasiswa baru ketika itu diwajibkan ikut kegiatan Jambore dan Bakti Sosial (Jambaksos) yang diadakan di sebuah areal perkemahan di daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Pada hari yang ditentukan, siang hari kami semua bersiap-siap di kampus tercinta, kemudian segera diberangkatkan dengan menggunakan beberapa truk bak terbuka. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang tiga sampai empat jam, diakibatkan ada salah satu truk yang salah jalan sehingga semua truk lain harus diam menunggu sejenak di suatu tempat, akhirnya kami tiba di tempat tujuan kami. Hari sudah mulai gelap.

Kulihat sekeliling kami. Uh, seram juga. Suasana sunyi dan gelap, maklum di daerah pegunungan yang tidak terlalu banyak penduduknya. Yang terdengar hanya suara mesin diesel truk yang cukup berisik. Akhirnya dengan konvoi truk satu persatu, kamu menuju tempat terbuka sebagai tempat parkir truk-truk yang kami tumpangi tersebut. Sudah sampai?, Belum! Kami masih harus berjalan kaki lagi beberapa jauh melalui jalan setapak untuk mencapai tempat di mana kami akan mendirikan tenda-tenda kami.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat kami memasuki area perkemahan. Wah! Ternyata area perkemahan sudah diterangi oleh beberapa lampu sorot yang cukup besar kekuatannya, yang sudah disiapkan oleh tim panitia yang telah mendahului kami ke sana satu hari sebelumnya. Mereka juga telah mendirikan dua buah MCK darurat.

Satu khusus cewek dan satu khusus cowok. Dengan tubuh sedikit letih akibat perjalanan yang cukup jauh, kami pun mendirikan tenda masing-masing dengan bimbingan beberapa orang panitia. Satu tenda diisi oleh satu grup yang terdiri dari empat sampai lima orang. Cewek dan cowok pisah tenda. Katanya sih, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan! Saya memang sial, grup saya semuanya terdiri dari anak-anak yang belum saya kenal. 

Saya memang orangnya pemalu dan agak penakut, sehingga kurang cepat dalam bergaul. Setelah makan malam dan sedikit waktu istirahat, diadakan briefing mengenai jadwal kegiatan Jambaksos di hari-hari berikutnya. Briefing inilah satu-satunya acara yang diadakan pada hari pertama itu.

Tengah mengikuti briefing, tiba-tiba saya merasa ingin pipis. Saya ragu-ragu untuk turun ke MCK yang didirikan di tepi sungai yang mengalir dekat perkemahan kami. Saya yang memang dasar penakut, urung ke MCK tersebut. Habis jalan ke sana cukup jauh lagipula gelap sekali. Sementara untuk meminta dampingan salah seorang panitia malu rasanya. Akhirnya saya putuskan pergi ke balik semak yang sekelilingnya sepi dan agak tersembunyi serta agak jauh dari kerumunan orang-orang yang sedang mengikuti briefing.

Ah.., Lega rasanya setelah saya mengeluarkan seluruh isi kantung kemih saya. Mungkin kalau ditampung di botol, setengah liter ada. Saya memang menahan pipis dari waktu masih di daerah Bogor saat perjalanan menuju kemari. Apalagi ditunjang oleh dinginnya udara pegunungan di sini sampai ke sumsum tulang.

“Hi hi hi hi.., Hei, ngapain kamu di situ?!” Tampak dua orang panitia datang ke arah saya sambil cengengesan. Saya mengenal mereka, yang satu namanya Julia (bukan nama sebenarnya), yang rambutnya sepundaknya sedikit kecoklatan, sedangkan yang rambutnya hitam pekat dipotong pendek adalah Adelia (juga bukan nama sebenarnya). 

Kedua-duanya tinggi tubuhnya hampir sama. Sama-sama cantik dan sama-sama sensual. Payudara merekapun termasuk berukuran besar dan membulat, dengan milik Adelia sedikit lebih besar ketimbang milik Julia. Ini kelihatan dari balik kaus oblong cukup ketat yang mereka kenakan. Mereka berdua adalah anggota seksi P3K.

“Saya.., saya lagi buang air, Kak”, jawab saya dengan takut-takut. Tapi Julia dan Adelia malah mendekati dan melompat turun ke tempat persembunyian saya yang letaknya sedikit di bawah areal perkemahan itu.

“Kenapa kamu pipis di sini, hah?, Bukannya kita sudah punya MCK sendiri di sana?”, tanya Julia.

“Habis, saya takut, Kak.” Saya masukkan penis saya dan saya naikkan kait retsleting celana saya. Julia dan Adelia tertawa melihat perbuatan saya.

“Eit! Ini garasi jangan ditutup dulu”, kata Adelia sambil meremas selangkangan saya. Ouch! Kemudian tangannya membuka kembali retsleting yang sempat saya tutup.

“Wow! Del, lihat, doi nggak pake celana dalam!”, Saya memang jarang mengenakan celana dalam bila pergi ke mana-mana.

“Mana, Jul? Gue mau lihat”, sahut Adelia mendekati selangkangan saya. Adelia memberi tempat kepada Julia. Julia memasukkan tangan kanannya ke dalam celah retsleiting saya. Dia mengelus-ngelus senjata saya dengan tangannya yang hangat, membuat saya mulai menggelinjang menahan nikmat.

“Del, doi belum disunat! Kamu pernah main sama penis yang belum disunat?”, Julia mengeluarkan penis saya dari dalam sangkarnya. Adelia hanya mengangkat bahunya saja.

“Eh, Oom Senang. Ini hukuman kamu karena sudah buang air sembarangan! Sekarang kamu diam aja yah!”, kata Julia sedikit melotot.

Julia mendekatkan penis saya ke mulutnya. Beberapa detik kemudian mulutnya telah asyik melumat penis saya. Ah, penis saya itu semakin mengeras. Ini menambah keasyikan tersendiri bagi Julia yang terus mengulum penis saya yang meskipun tidak terlalu panjang namun berdiameter cukup besar. Mata saya hampir mencelat keluar sewaktu Julia menjilat-jilati ujung penis saya yang tegang menjulang. Gelitikkan lidahnya yang nikmat mulai membangkitkan gairah birahi saya yang selama ini terpendam.

“Del! Bagi dong gue! Jangan kamu habisin sendiri!”, Adelia tidak mau kalah. Ia mengarahkan tangannya ke belakang pinggang saya, lalu dipelorotkannya celana panjang saya ke bawah sehingga menampakkan penis saya yang tampak sudah siap tempur. Dinginnya udara malam yang menusuk kulit paha saya yang telanjang tidak terasa, terhapus oleh kenikmatan yang sedang saya alami di selangkangan saya.

Kemudian Adelia mendekatkan bibirnya yang ranum dengan sapuan lipstik tipis ke penis saya. Lalu dengan lahapnya mereka berdua menguasai penis saya dengan kuluman dan jilatan lidah mereka yang bertubi-tubi, membuat tubuh saya seperti tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang aduhai ini.

“aah.., Kak.., saya sudah mau keluar..”, kata saya mendesah-desah. Tapi Julia dan Adelia tidak mempedulikannya. Mereka masih asyik menjelajahi seluruh permukaan selangkangan saya dengan mulut dan lidah mereka yang seperti ular. Akhirnya dengan dua-tiga kali kedutan, saya memuntahkan seluruh cairan kental isi penis saya ke wajah Julia.

“Ma.. Maaf, Kak. Saya nggak sengaja.” Julia bukannya marah melainkan malah tersenyum senang. Dijilatinya air mani saya yang ada di wajahnya.

Mengetahui bahwa dirinya tidak kebagian cairan nikmat saya, Adelia menjulur-julurkan lidahnya ke arah wajah Julia. Ia ikut menjilat-jilati wajah Julia seperti meminta bagian. Julia tampaknya mengalah. Tiba-tiba bibirnya yang merah merekah mencium bibir Adelia. Dan Adelia pun membalasnya. Sementara tangannya mulai meremas-remas dua tonjolan bulat yang ada di dada Julia.

“Ah.. Rit.. Terusin.. Ah..” Persetujuan Julia ini membuat Adelia melanjutkan kegiatannya. Ia melepaskan kaus oblong yang dikenakan Julia. Kemudian tangan kirinya diselipkan ke balik BH Julia yang berwarna putih. Diremas-remasnya payudara mulus Julia yang bulat membusung. Sesudah itu tangannya beralih ke punggung Julia. 

Dibukanya pengikat BH Julia. Dan tak terhalangi lagi payudara Julia yang indah seperti buah mangga harumanis yang ranum, dengan puting susunya yang tinggi menjulang menggemaskan dikeliling oleh lingkaran kemerahan yang cukup lebar. Tanpa mau melepaskan kesempatan emas ini, mulut Adelia langsung melumat puting susu Julia yang mulai menegang.

Dengan lidahnya yang menjulur-julur seperti ular, dijilatinya ujung puting susu yang menggairahkan itu. Sekali-sekali disedotnya puting susu itu, membuat mata Julia mendelik kenikmatan. Melihat perbuatan kedua senior saya itu, tak saya sadari, penis saya yang tadi sudah loyo bangkit kembali dan semakin mengeras.

Sekonyong-konyong Julia melepaskan diri dari jamahan Adelia. Ia memandangi temannya dengan wajah seperti memohon. Adelia pun memahami apa maksud Julia. Ia menanggalkan semua pakaian yang dikenakannya, lalu merebahkan tubuh bugilnya yang mulus di rumput dengan beralaskan pakaian yang telah dilepasnya tadi. Mulut Julia langsung menyergap payudara Adelia yang berukuran besar laksana buah pepaya bangkok tapi tampak kenyal dan kencang.

Lidahnya menjelajahi setiap inci bagian payudara temannya yang memang indah dan membusung itu, termasuk celah-celah yang membelah kedua bukit kembar dengan ujungnya yang mencuat tinggi itu. Dengan mahir Julia menggesek-gesekkan ujung lidahnya yang basah ke ujung puting susu Adelia yang tinggi dan keras, membuat Adelia menggerinjal keras sementara mulutnya mendesis-desis bak ular yang siap menerkam mangsanya. Sementara tangan kirinya menelusuri selangkangan Adelia. Ia mempermainkan clitoris memerah yang ada di bibir vagina Adelia.

Diusap-usapnya daging kecil pembawa nikmat itu dengan halusnya dengan jari tengahnya. Diimbangi dengan gerakan naik-turun pantat Adelia yang bahenol itu. Kemudian dengan sekali gerakan, Julia menyodokkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manisnya sekaligus ke dalam vagina Adelia, membuat tubuh temannya ini terhentak keras ke atas. Adelia tampak memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang tidak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini ketika Julia memainkan ketiga jarinya itu masuk-keluar vagina Adelia, makin lama makin cepat.

Menyaksikan pemandangan yang indah ini, insting kelaki-lakian saya mendorong saya menghampiri kedua cewek yang tengah dilanda nafsu birahi itu. Dengan sedikit rasa takut dan ragu-ragu, saya pegang pinggang Julia. Setelah menyadari tidak adanya penolakan, membuat rasa keberanian saya timbul, ditambah oleh rasa aneh di selangkangan saya yang sudah minta untuk dilampiaskan. 

Saya membuka retsleting celana panjang Julia kemudian saya turunkan celana panjang itu berikut celana dalam yang dipakainya sampai sebatas mata kaki. Seketika itu juga tercium aroma khas nan segar dari selangkangan Julia yang terpampang bebas. Tanpa menunda-nunda lagi, saya segera menghunjamkan penis saya ke dalam vagina Julia dengan keras dari belakang, membuat cewek itu menjerit kecil, “Ouuhh..”

“Ah.., terusin.., lebih kencang.., lebih dalam..,. Ouhh..”, Desah-desahan penuh kenikmatan dari Julia membuat saya tambah bernafsu. Saya semakin mempertinggi intensitas masuk-keluarnya gerakan penis saya di dalam vagina Julia, mengakibatkan tubuh molek gadis itu berguncang-guncang dengan keras. Kedua payudaranya yang menggantung molek di dadanya dan ikut bergoyang-goyang mengimbangi guncangan tubuhnya sedang dilumat oleh Adelia.

Puting susunya yang menjulang itu tengah diisap-isap oleh temannya, semakin membuat Julia mendesah-desah hebat. Sementara di bagian bawah, saya masih mempermainkan penis saya terus-menerus di dalam vaginanya, membuat Julia kehilangan keseimbangan. Tubuhnya yang putih dan mulus jatuh menindih tubuh Adelia yang ada di bawahnya. Namun ini tidak menghentikan permainan kita.

“uuh.., Kak.., Saya sudah mau keluar.., Mau.., di dalam.., atau.., di luar..?”, Saya merasakan sudah tidak mampu lagi menahan gejolak yang ada di burun saya.

“hh.., Di dalam aja.., Ouhh..”, jawab Julia sambil terus menggerinjal. Akhirnya permainan kita usai sudah, diakhiri dengan ditembakkannya lagi cairan-cairan kental berwarna putih dari penis saya ke dalam vagina Julia. Saya dengan penis masih berada di dalam vagina Julia terkulai lemas di samping tubuh cewek itu yang dengan lemas masih menindih tubuh Adelia yang kelihatannya kurang puas.

“Kamu masih punya hutang lho sama gue”, kata Adelia mengingatkan saya. Saya tidak menjawab, hanya mengangguk saja.

Lima menit lamanya kami terdiam. Setelah itu kami bangkit dan membereskan pakaian kami kembali, bersamaan dengan selesainya acara briefing malam itu. Dengan mengendap-endap setelah menengok ke sekeliling terlebih dahulu kami bertiga keluar dari tempat persembunyian kami, kemudian dengan perasaan sepertinya tidak pernah terjadi apa-apa, kami kembali ke tenda kami masing-masing untuk bergabung dengan teman-teman lainnya.

“Eh, kamu tadi ngapain bertiga sama Kak Adelia dan Kak Julia?”, tanya salah seorang teman saya satu tenda. Saya hanya tersenyum penuh arti

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.

Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Mencicipi Tubuh Tante Muda

Ruang Slot - Mencicipi Tubuh Tante Muda

Ini berawal dari pertemuanku dengan seorang wanita bernama Shella di sebuah mall di Ibukota. Namaku Rizky, kegiatan sehari-hariku adalah sebagai seorang mahasiswa, kebetulan hari itu aku sedang tidak ada jadwal kuliah sehingga aku memutuskan untuk bersantai sambil minum kopi. Karena masih siang, mall yang kukunjungi masih sepi hanya terlihat beberapa orang saja yang berlalu lalang. Karena tujuanku adalah minum kopi di cafe favoritku, maka aku pun langsung saja melaju ke tempat tujuanku. Saat sedang asyik berjalan sambil melihat-lihat barang display, tiba-tiba dari depanku nampak seorang perempuan muda yang menurut taksiranku berusia sekitar 30 tahunan, 

namun bentuk badannya sangat proporsional, penampilan modisnya yang dipadukan dengan kecantikan wajah sungguh menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Aku sempat heran, wanita itu nampak seperti akan menghampiriku, daripada nanti dikira terlalu over PD maka aku pun stay cool saja. Ternyata perkiraanku tidak salah, wanita cantik itu memang berjalan ke arahku. Tercium aroma parfum yang ia kenakan, sungguh harum dan membuatku gagal fokus untuk sejenak. “Mas, Pull and Bear sebelah mana ya? Walaupun sempat kaget karena disapa saat sedang asyik menikmati parfumnya, aku berusaha tenang dan tidak memperlihatkan ekspresi kagetku. “Ada di lantai 3, Tante..” karena toko yang ditanya merupakan favoritku setiap berbelanja baju, maka aku tahu sekali letaknya. Kebetulan saat itu posisi kami berada di lantai 1. 

“Bisa minta tolong anterin ga, Mas..? Kebetulan aku lagi buru-buru, daripada nyari-nyari lagi..” “Hmmm.. Oke, Tan. Saya tunjukkan jalannya.” Setelah pembicaraan itu kami pun langsung beranjak dan menuju toko yang dimaksud. Dalam perjalanan itulah kami berbincang panjang lebar, sehingga kami pun saling kenal. Namanya Shella, dan domisili aslinya dari Surabaya pantas saja ia tidak mengetahui letak toko itu. Begitu tiba di sana, aku pun berniat untuk pergi dan melanjutkan tujuanku. Namun aku ditahan dan dimintanya untuk menemani berbelanja, kebetulan memang ia ingin membeli pakaian untuk laki-laki, jadi dia meminta pendapatku. Sekitar 20 menit kami di dalam toko itu dari memilih pakaian hingga membayar di kasir. Setelah itu ia mengajakku untuk menemaninya makan siang, aku pun menurut saja karena tidak enak juga meninggalkan wanita cantik sendirian karena ia tidak terlalu familiar dengan mall ini. Daripada bingung lagi mencari tempat makan, 

aku merekomendasikannya untuk makan di cafe favoritku. Kebetulan selain makanan yang ditawarkan itu enak, harga yang bersahabat, tempatnya pun nyaman dan menyenangkan untuk berlama-lama di sana. Di cafe itu lah aku mengenalnya lebih jauh lagi, dulunya dia merupakan seorang model majalah dan memutuskan untuk berhenti dari dunia tersebut setelah menikah dengan seorang pengusaha. Saat ini suaminya sedang berkantor di luar negeri, sudah 1 bulan lamanya, yang anehnya ia juga menceritakan masalah penyakit disfungsi seksual yang dialami oleh suaminya, dalam hatiku sempat heran. Kenapa wanita ini begitu terbuka dengan orang yang baru dikenalnya. 

Namun obrolan kami terus saja mengalir. Setelah selesai makan dan berbincang di cafe, Shella mengajakku untuk main ke rumahnya. Aku pun menurut saja, karena toh aku pun tidak ada kesibukan apa pun hari ini. Mobil yang dikendarai adalah sebuah mobil sport mewah yang hanya menyediakan 1 kursi penumpang saja, alias 2 pintu. Karena hari itu aku sedang malas, kebetulan aku ke mall tadi memakai taksi online jadi aku ikut naik mobil Shella saat menuju rumahnya. Rumahnya ternyata sangat megah, bergaya minimalis. Sangat mewah menurutku jika dilihat dari luar. Tak lama kami berhenti di depan pagar, datang seorang satpam membukakan pagar itu untuk kami. Sebelum sampai di rumahnya, tadi Shella sudah berpesan kepadaku jika ada yang bertanya, aku disuruh mengaku sebagai saudara suaminya. Setelah memperkenalkan diriku kepada pembantunya, ia meminta pembantunya itu untuk memasak akan malam untuk kami. “Silahkan Rizky duduk dulu, sebentar ya aku ganti baju.” katanya sembari meninggalkanku. 

“Tan, kamar kecilnya dimana ya?” tanyaku sebelum Shella pergi. “Sini, tante tunjukin.” katanya sambil menggandeng tanganku. “Itu kamar mandinya,” Ia berkata sambil menunjuk ke arah kamar mandi yang dimaksud. Aku pun langsung menuju ke arah yang dimaksud, ketika hendak menutup pintu tiba-tiba Shella menahan dari arah luar dan menggodaku. “Jangan lama-lama lho..” Saat sedang buang air kecil, aku perhatikan barang-barang yang ada di dalam kamar mandi itu. Tanpa sengaja aku melihat sebuah benda panjang berwarna pink di belakang botol shampoo.  Ketika kuperhatikan lagi, ternyata itu sebuah dildo. Tiba-tiba Shella masuk ke kamar mandi, kebetulan pintunya memang tidak aku kunci. Sudah kaget karena melihat dildo di kamar mandi itu kali ini ditambah lagi dikagetkan oleh pelukan Shella dari belakang tubuhku. Tangan kananku yang sedang memegang dildo itu dipegang olehnya sambil tangan kanannya meraih kemaluanku. “Itu mainan aku, Riz pas lagi kepengen.” Bisiknya di belakang telingaku. Aku diam sejenak, jantungku berdebar-debar. “Itu masih kalah enak sama yang asli, Riz.” desahnya manja. Tanpa permisi ia langsung menjilat bagian belakang telingaku, menimbulkan rasa gelo yang teramat sangat. Sambil terus menciumi aku dari belakang ia mulai membuka celanaku. “Jangan, Tan..” “Kenapa, Riz? Ga suka ya?” Tanyanya sambil menjilat leher dan telingaku. “Rizky masih perjaka, Tan..” “Tidak apa-apa, Riz. Nanti tante ajarin. Mau kan..? Ikut Tante ke kamar aja biar lebih tenang..” 

Aku dituntun olehnya keluar kamar mandi begitu masuk kamar dan sudah berada di dekat ranjangnya. Ia menoleh ke arahku dan menciumku. Mulutnya mengkulum bibirku dengan liar dan lidahnya juga bermain-main di dalam mulutku. Tangannya masih berusaha membuka celanaku. Aku pasrah saja sambil mendekap badannya. Setelah celanaku berhasil dilepas, ciuman Shella beralih ke leher dan terus turun ke dada, perut hingga akhirnya kepala Shella berada tepat di depan kemaluanku. “Enak, Tan rasanya.” kataku sambil mendesah. “Berdiri terus ya, Riz..” perintahnya sambil tersenyum nakal kepadaku. Aku pun menuruti permintaannya. “Penis kamu enak banget, Riz..” 

Dia langsung melahap kemaluanku dan mengocok-ngocok menggunakan mulutnya. “Aaah..” desahku yang sedang keenakan.” Gerakannya tak hanya maju mundur, terkadang penisku di arahkan ke kiri kanan saat berada dalam mulutnya. “Aaaahhh, pelan-pelan mbak..” pintaku saat hisapannya semakin cepat. Dia tidak memperdulikan ucapanku dan meneruskan kegiatannya. Hisap, lepas, hisap, lepas, terus menerus hingga ia akhirnya merasa pegal. “Penis kamu enak banget Riz.” katanya sambil mengelap bibirnya yang penuh lendir. Sorot matanya penuh nafsu, menunjukkan bahwa dirinya saat itu sedang bernafsu. “Udah lama banget Shella ga ketemu beginian, Riz..” Ia kembali menjilati penisku diiringi dengan permainan lidahnya ya dahsyat, sambil berusaha membuka kaosku, jilatannya menjalar hingga ke perutku. Aku pun tidak mau diam saja, aku juga membuka bajunya. Menyembul lah kedua payudaranya, kebetulan saat itu ia tidak mengenakan bra. “Diliatin aja, Riz..?” 

desahnya sambil mengarahkan kepalaku ke payudaranya. Kali ini tanpa menunggu perintah selanjutnya, segera kusambar payudara itu dengan mulutku sambil tanganku meremas-remas payudara yang satunya lagi. Shella keenakan sampai duduk di ranjang, kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa kulepas sama sekali mulut dan tanganku dari payudaranya. “Aaah.. terus Riz.. sedot teruss, putingnya juga Riz.. Oooohh.. Aaaahh..” 

Hisapanku sesekali kuselingi dengan gigitan halus pada putingnya. “Aaaaahh.. Terus Riz.. Enak… Aaaahhh..” Desahnya sambil badannya menggelinjangkan Melihat Shella yang semakin terbuai hawa nafsu, tanganku mulai mengarah ke kemaluannya yang saat itu masih dibalut dengan celana dalam. Rupanya vagina Shella sudah basah, tak lama kumainkan dari luar celana dalamnya. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam celana dalamnya, akhirnya kini aku memainkan vaginanya langsung tanpa terganggu apapun. Cairan kewanitaannya terasa betul telah membasahi keseluruhan vaginanya. Pinggul Shella naik turun saat jariku bermain di vaginanya. 

Adegan Cerita Dewasa Mencicipi Tubuh Tante Muda ini pun semakin memanas saat jariku menyentuh klitorisnya, tubuhnya bergoyang hebat. Tangannya memegang tanganku memberi arahan agar terus bermain di area itu. ”Terus Riz… Di situ enaaak.. Aaaaahhh..” Desahnya. Ciumanku kupindahkan ke daerah lehernya yang sedari tadi terpampang jelas karena Shella terus mendongak akibat permainan jariku. “Riz, Tante uda ga tahan.. Aaah..” Ia membalik posisi kami, kini giliran diriku yang rebahan di atas ranjang. Setelah aku dalam posisi terlentang, ia mengangkangi tubuhku dan mengarahkan kemaluannya ke wajahku, dan mulai membuka celana dalamnya. Begitu terbuka, tercium jelas aroma daerah kemaluannya itu yang membuatku semakin terangsang. Nampak vaginanya berlendir saat itu. “Bau nya enak sekali Tante..” “Kalau suka jangan cuma dilihat donk, jilatin nih..” ia berkata sambil menurunkan pinggul dan mengarahkan vaginanya ke mulutku. Tentu saja aku langsung melaksanakan tugas yang diberikan kali ini dengan sigap. Kujilati bibir vaginanya sambil sesekali lidahku menyelinap masuk dari sela-sela bibir vaginanya itu, hingga akhirnya saat kujilat klitorisnya. “Terus jilat Riz, itu disitu.. aaaaahhh..aaahh.. jilatin Riz… ooohh..” 

desahnya sambil memegang kepalaku dan menggoyangkan pinggulnya maju mundur sambil terkadang melakukan gerakan berputar-putar. Tak lama kemudian Shella merubah posisi kami, ia berbalik untuk rebahan aku pun mengikuti gerakannya sambil terus menjilati kemaluannya, kini posisiku telungkup di depan vaginanya. Tanganku memeluk ke dua pahanya yang mengangkang dan terus kujilati vaginanya dengan ganas, naik turun kiri kanan terus kusapu kemaluannya dengan lidahku. Shella terus menggelinjang dan menyentak-nyentakkan badannya setiap kali klitorisnya kujilati. Kupeluk erat ke dua pahanya itu agar mulutku tak terlepas dari vaginanya, setelah beberapa saat kuhisap dan kujilat klitorisnya Shella mengerang dan mendesah hebat, pahanya dirapatkan hingga kepalaku terjepit oleh ke dua pahanya. “Aaaahh.. Ooooohh.. Aaaaahh.. Tante mau keluaaaar.. Aaaaahh….” desahnya. 

Akhirnya Shella mengalami orgasme, terasa cairan hangat keluar dari vaginanya membasahi mulutku. Sementara tubuhnya menyentak dan menggeliat hebat. Untuk sesaat kubiarkan dirinya menikmati klimaksnya. Setelah selesai menikmati orgasme, Shella bangun dan mengubah posisiku menjadi posisi duduk. Tanpa diberi aba-aba, ia langsung duduk menghadapku di atas pahaku. Ia mengangkat kepalaku yang berada tepat di depan payudaranya, sambil memegang pipiku ia mulai menciumi bibirku yang masih basah dengan cairan kewanitaan. Kami berciuman dengan liar, Shella pun menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga vaginanya bergesekan dengan penisku. Sedang asyik-asyiknya berciuman, tangan Shella meraih penisku dan mengarahkannya ke vagina Shella. 

Perlahan tapi pasti penisku mulai melesak masuk ke dalam vaginanya. Setelah dirasa sudah masuk, Shella mulai bergerak naik turun penisku keluar masuk dari vaginanya. Benar-benar kenikmatan yang tak dapat kugambarkan dengan kata-kata untuk dijelaskan dalam Cerita Hot Kembali Menicicipi Tubuh Tante Muda ini. Sementara itu di depan mataku tampak payudara montoknya bergerak naik turun mengikuti irama goyangannya. “Ooohh.. ooohhh.. Penis kamu enak sekali Riz.. aaaahhhh….” Aku tidak memberi respon apapun terhadap racauannya itu, karena aku sedang sibuk menikmati payudaranya. Kujilati putingnya dengan penuh nafsu. “Terus Riz, jangan berhenti.. Aaaaaahhh.. Aaaahhh… Nikmatnya Riz.. Ooohhh…” Terkadang aku menyentakkan pinggulku ke atas mengimbangi gerakan tubuhnya yang naik turun. Shella benar-benar menikmati setiap hentakan yang kulakukan. Shella semakin liar, tubuhku tiba-tiba di dorong olehnya hingga rebahan. Aku pasrah tak berdaya seperti orang yang tengah diperkosa. 

Begitu aku rebahan, Shella melanjutkan goyangannya, namun kali ini makin ganas. Maju mundur, naik turun dan terus menerus tanpa henti. Tanganku diraih dan diletakkan di payudaranya, kuremas-remas payudaranya. Terkadang Shella terlihat mendongakkan kepala ke atas sambil bergoyang maju mundur. “Aaaahhhh…. AHhhhhh.. ooooohh.. Aaaahhhh..” desahnya makin tidak karuan. 15 menit lamanya aku digempur seperti itu, aku merasa akan mencapai klimaks. Vagina Shella juga terasa berkedut-kedut memijat penisku, hal tersebut menandakan dirinya sudah dekat dengan klimaks. 

Vaginanya terasa semakin basah, terdengar dari suara kecipak yang dihasilkan dalam setiap goyangan Shella. “Aaahhh.. Tantee.. Rizky mau keluuaaarrr… Aaahhh” “Tante juga, Riz… Aaaaahhh.. barengan yaaaa… ooohhhh…” Tangannya memeluk erat tubuhku. “Aaaaaahhhhh… Aaaaaaaaaahhhhh..” Desahnya panjang. “Tanteee keluaaar Rizz…. Ooooohhh….” Dia mengerang sambil menghentak dengan liar. Penisku benar-benar terasa diperah oleh vaginanya yang menegang. Tak lama berselang, penisku terasa dialiri oleh cairan vaginanya yang keluar. “Tan,,Rizky juga mau keluaaaar… Aaaahhhh..” “Keluarin di dalam aja Riz…” Crooottt.. crooot.. crooot.. Akhirnya spermaku menyembur di dalam vaginanya. Kini cairan kewanitaannya bercampur dengan spermaku, sungguh menghasilkan kehangatan untuk penisku dan vaginanya. 

Untuk beberapa saat kami berdua tak mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya terdengar suara nafas kami yang tak karuan iramanya. Kami sama-sama menikmati orgasme. Shella lemas hingga akhirnya rebahan disamping diriku, nampak spermaku mengalir keluar ke pahanya, namun hal itu tidak lagi dihiraukan oleh Shella

Melihat dirinya yang lemas, aku mengambilkan bantal dan meletakkan di bawah kepalanya. Setelah itu kucium keningnya dan bibirnya kuberi kecupan mesra. Ia hanya tersenyum melihat perlakuanku kepadanya. Akhinya kami berdua tertidur, karena lelah dengan pertempuran kami barusan


Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Menikmati Perawan Sahabat Baikku

Ruang Slot - Menikmati Perawan Sahabat Baikku

Perkenalkan, nama ku Robert, umur 28 tahun, perawakanku biasa2 saja, tinggi hanya 172cm dan berkulit putih. Tidak ada yang special dari diriku. Cerita ini berawal dari tahun 2014 saat sedang meneruskan semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta, aku sendiri berasal dari sebuah kota besar di Jawa Tengah.

Dan aku kost di Jakarta. Aku punya sahabat bernama Merlin dan dia satu universitas dengan ku, kulitnya putih, rambutnya berwarna coklat tua dan tinggi hanya +/- 168cm dan wajahnya pun polos. Kita bersahabat dari zaman kita SMU. Dulu kami bersahabat 4 orang, Kendi dan Cherin, tapi ternyata 2 orang sahabat kami lebih memilih melanjutkan kuliah di luar negeri.

Jadi tinggalah saya dan Merlin yang bersahabat walaupun kami masih keep in touch dengan 2 sahabat kami yang berada di luar negeri, baik melalui facebook ataupun Instagram. Terkadang kalau mereka balik ke Jakarta kita sering hang out bareng sekedar melepas rindu dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman kami.

Persahabatan saya dengan Merlin, begitu ia biasa dipanggil, murni hubungan seorang sahabat. Tampaknya kami terlalu takut untuk menodai persahabatan kami dengan perasaan cinta. Sejak lulus SMU kami sepakat untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, di fakultas dan universitas yang sama. Tempat kost kami pun terbilang dekat, hanya berjalan sekitar 4 menit.

Selama kami kuliah, saya sempat berpacaran satu kali dengan Evi, tapi hubungan kami tidak berjalan lama hanya berlangsung 6 bulan. Dan hubungan saya dengan Evi putus karena hubungan saya dan Risaa terlalu dekat, tampaknya Evi cemburu. Saya sempat shock waktu diputusi oleh Evi tetapi Merlin selalu membantu saya untuk keluar dari situasi sulit tersebut. 

Benar-benar sahabat sejati yang selalu ada di setiap saya mengalami kesulitan. Banyak yang menyangka saya dan Merlin pacaran karena kedekatan kami, tapi kami hanya tertawa saja karena memang tidak ada perasaan itu. Kami setiap malam minggu sering menghabiskan waktu berdua entah itu nonton bioskop, makan malam atau belajar bersama.

Awal tahun 2014 kami menerima kabar bahwa teman kami Kendi dan Cherin akan berlibur ke Jakarta pada pertengahan tahun. Dan kami merencanakan liburan ke Bali berempat. Sungguh moment yang sangat saya tunggu-tunggu. Kami sudah booking hotel dan merencanakan tempat mana saja yang akan kami kunjungi, daan waktu pun semakin mendekat, kami semakin bersemangat menyiapkan segala sesuatunya.

Tapi rencana tinggal lah rencana, seminggu sebelum hari H, Kendi membatalkan niat ke Jakarta karena dia ada masalah di sana. Cherin pun batal karena masih ada jadwal ujian. Akhirnya saya dan Merlin pun berpikir gimana caranya untuk mengisi waktu liburan yang kosong tersebut karena kami sudah membatalkan semua rencana dengan teman-teman demi rencana ini.

Sehari sebelum hari H saya bermain ke tempat kost Merlin, seperti biasa kami ngobrol dan kecewa dengan pembatalan ini. Tapi aku punya inisiatif untuk jalan-jalan ke Bandung tapi pergi pagi pulang sore. Merlin awalnya ragu karena bingung mao pergi kemana dan akhirnya kita sepakat untuk pergi ke Lembang. Kita ingin menikmati sejuknya udara kota Bandung. Akhirnya setelah sepakat saya pun balik ke kost saya untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kemudian kami janjian untuk pergi ke indomaret minimarket dekat kost kami untuk membeli camilan dan minuman soft drink.

Besoknya saya sudah bangun jam 5 pagi, kemudian saya menelepon Merlin. Lama sekali tidak diangkat, akhirnya telepon kedua pun diangkat

“Hallo, sorry Robert… gue baru bangun nih… ngantuk banget” katanya, suaranya emank terdengar lemah

“Mer, jadi berangkat gak kita? Ini udah jam setengah enam lewat lho, ntar kita kesiangan” tanyaku

“Iya, jadi dunk, tapi aku belum mandi, bentar yah aku mandi dulu. Lo klo mao datang langsung masuk aja, pintunya gak gue kunci, sekalian lo masukin barang-barang gua ke mobil lo” suruhnya.

“ok!! Jangan lama-lama yah” jawabku singkat.

Gak lama gua udah parkir di depan kost nya Merlin dan langsung masuk ke kamarnya. Ternyata dia belum kelar mandi dan saya dengan cepat memasukkan barang-barang nya masuk ke mobil Jazz merah saya. Kemudian saya berteriak dari luar kamar mandi

“Mer, gua tunggu di mobil yah, GPL (gak pake lama)” teriakku
“Ok, gua bentaran lagi udahan kok” sahutnya.

Sekitar 15 menit saya tunggu di mobil kemudian dia keluar dengan celana pendek hitam dan baju kaos bergambar Super Girl, kebetulan kita emank janjian buat pek baju kembar yang kita beli di salah satu mall di Jakarta, bedanya saya Super Boy. Biar keliatan kompak aja. Karena kami emank sering membeli pakaian kembar.

“Sorry yah bert, jadi lama nunggu, gua tadi pagi ngantuk banget” katanya
“Santuuuy aja, yang penting kita bisa jalan-jalan” jawabku.

Sepanjang perjalanan kita banyak ngobrol tentang kegiatan kampus, skripsi dan hal-hal yang biasa kita lakukan sehari-hari sambil mendengarkan lagu I’m your Angel-nya Celine Dion feat R. Kelly. Merlin benar-benar sahabat yang baik. Kita saling menghibur dan saling mengisi, bercanda dan ledek-ledekan adalah hal yang biasa buat kami. Dan anehnya kita sama sekali tidak pernah membicarakan perasaan kami masing-masing.

Hanya saja saya sering khawatir jika Merlin sakit atau terjadi kenapa-napa dan begitu pula sebaliknya. Benar-benar persahabatan yang tulus dan saya sangat takut untuk menodainya dengan perasaan cinta. Takut dia pergi meninggalkan saya. Takut dia berpikir bahwa saya mengkhianati persahabatan kita. Saya memacu kendaraan tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan.

Karena saya berusaha menikmati perjalanan ini. Hanya sekitar 2,5 jam mobil saya sudah memasuki kota Bandung. Kemudian kami mencari restoran untuk sarapan kami. Kebetulan pagi-pagi kita gak sempet makan, cuma makan snack doank di mobil. Setelah makan, kita coba memasuki Factory Outlet (FO), dari FO yang satu ke FO yang lainnya. Memilih baju dan akhirnya kita membeli sepasang baju kembar lagi. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, perut kami juga sudah mulai laper.

“Mer, makan yuk…. gua laper nih… kita jangan terlalu sore ke lembangnya” ajakku
“sorry, gua kagak liat jam… keasikkan belanja sih hehehe…” katanya sambil tertawa

Kemudian aku mengarahkan Jazz ku kearah atas Bandung. Sekitar jam 6 kita sudah sampai. Kita menikmati hidangan di depan kami sambil minum cappuccino hangat. Kami mempunyai selera yang sama dalam hal minuman, sama-sama menyukain cappuccino. Pas saya melihat jam ternyata sudah jam setengah 9 malem.

Kita keasikan ngobrol sambil browsing internet pakai laptop yang yang saya bawa dan tak terasa 2,5 jam telah berlalu. Hujan turun dengan sangat deras sekali. Kita nunggu hampir 1 jam ternyata hujan tidak kunjung reda. Akhirnya dengan meminjam payung kita berhasil sampai mobil dan waktu telah menunjukkan pukul 21:45 wib. Dan akhirnya kita meninggalkan resto tersebut.

Tidak lama kemudian saya merasakan hal yang aneh pada mobilku, stir menjadi berat dan saya berpikir ban mobil saya ada yang kempes. Kemudian di tengah guyuran hujan, saya turun berdua Merlin untuk melihat ban mobil jazz saya, tentu saja Merlin memayungi saya. Ternyata dugaan saya benar bahwa ban kanan depan mobil saya kempes, mungkin terkena paku. Tidak mungkin untuk mengganti ban dalam keadaan cuaca seperti ini. Kemudian kami berdua kembali masuk ke mobil

“Mer, ban mobil kempes nih, gua ganti dulu yah, lo tunggu aja di mobil”
“Lo gila yah? Ujan-ujan gini lo mao ganti ban? Ntar lo sakit lagipula bahaya malem-malem ganti ban”
“Kalau gak kayak gini kita gak bisa pulang Mer, mao nunggu hujan reda? Tambah malem lagi”
“pokoknya gua gak setuju lo ganti mobil sekarang, mending jalanin deh mobil nya”

Gua nurut aja apa yang dibilang Merlin dan kemudian menjalankan mobil perlahan-lahan

“Mer, gua puny ide tapi gua gak yakin lo setuju sama ide gua”
“apa ide lo bertt?”

“gimana kita cari hotel atau tempat penginapan, kita nginep semalem disini, besok pagi kita pulang, kecuali klo lo izinin gua ganti ban mobil ini sekarang”

Sejenak Merlin berpikir dan menjawab “yasudah kita cari hotel terdekat disini daripada lo keujanan dan sakit, itu lebih ngerepotin gua lagi”

Beberapa menit kemudian kita melihat sebuah penginapan dan saya membelokkan kendaraan saya ke penginapan tersebut. Ternyata hujan malah semakin besar dan diselingi kilatan dan petir. Dengan payung yang tidak terlalu besar kita berdua masuk ke lobby untuk check in. Pas masuk lobby beberapa orang sempat melihat ke kita karena ¾ baju kami basah akibat hujan angin yang besar. Kemudian saya bertanya ke resepsionis

“Mas, saya pesen kamar single bed 2”

“Maaf mas, yang tersisa hanya kamar double bed 1 dan sisanya family room”

Kemudian saya bertanya ke Merlin “Gimana? Yang ada cuma itu, mao gak?”

“Gak ada pilihan lain kan? Ya udah ambil aja” jawabnya

Kemudian kami balik ke mobil untuk mengambil barang-barang dan segera menuju kamar tersebut. Kamar nya hanya ada 1 bed ukuran double, dan kamar mandi dengan shower hangat. Kemudian kami mandi secara bergantian. Saya hanya memakai celana boxer dan baju kaos yang kami beli di FO. Sedangkan Merlin memakai baju kaos lengan buntung dan celana pendek. Badan terasa lelah sekali.

“Mer, kok lo memutuskan nginep dan tidur sekamar sama gua?”

“Wedew… gua cuma gak mao lo sakit aja, klo lo sakit ntar gua juga yang repot, siapa yang beliin obat? Siapa yang anterin lo ke dokter? Lagipula kita sahabatan udah lama banget, lo tau siapa gua dan gua tau siapa lo hehehe…”

“btw terima kasih yah udah jadi sahabat gua, gua seneng banget punya sahabat kayak lo Mer, gua gak mao kehilangan lo Mer” kemudian saya langsung memeluk Merlin

Dengan sedikit bingung Merlin menyambut pelukan ku dan sambil bertanya “maksudnya lo gak mao kehilangan gua apa? Emank gua mao kemana? gua kan gak kemana-kemana”

“Gua baru sadar bahwa selama ini yang gua rasain ke lo bukan perasaan sebagai seorang sahabat tapi lebih, gua sayang banget sama lo, gua gak mao lo ninggalin gua dan married sama orang lain. 

Ternyata selama ini gua udah bohong sama perasaan gua dan gua takut klo gua ngomong ke lo, semuanya akan berubah, dan gua takut lo ninggalin gua”

Sambil meliah tajam mata saya dia berkata “Robert, gua gak akan pernah tinggalin lo, I’m promise, I love you too”

Saya melihat wajah cantik Merlin mengeluarkan airmata dan tidak lama kemudian saya berusaha mengangkat dagunya dan mulai mencium bibir nya. Lembut sekali dan ini merupakan ciuman pertama Merlin karena Merlin belum pernah pacaran sebelumnya. Dan bagi saya ini untuk kedua kalinya karena sebelumnya saya pernah berciuman dengan mantan pacar saya.

Cukup lama kami berciuman kemudian saya mulai memegang buah dada dari Merlin, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Saya meremasnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Merlin mulai mendesah, perlahan saya angkat bajunya dan dia menurut saja. Terlihat buah dada yang putih dengen puting berwarna merah muda, ternyata Merlin sudah tidak memakai bra setelah mandi, mungkin karena bra nya basah. Dan secara cepat saya turunkan celananya berikut celana dalamnya. Terlihat vagina yang putih dengan bulu-bulu yang tercukur rapi.

Saya mulai mencumbunya mulai dari leher, menjilati kupingnya kemudian turun ke arah buah dadanya. Dia mulai mengeluarkan desahan-desahan kecil. Saya menjilati sekitar putingnya, sedikit gigitan kecil pada putingnya. Dia mulai meracau. Saya turun kebawah dan mulai menjilati vagina dan klitorisnya. Ternyata klitorisnya sudah basah, tampaknya Merlin sudah terangsang. 

Secara telaten saya jilati klitorisnya hingga akhirnya dia menjambak rambut saya dan keluar cairan hangat. Wangi sekali vagina Merlin, tampaknya dia sangat merawat kebersihan vaginanya. Saya langsung melucuti pakaian saya hingga bugil, Merlin tampak sedikit kaget melihat penis saya yang berukuran sedang. 

Saya suruh dia mengocok lembut dan menjilati penis saya, awalnya dia tampak jijik tapi lama-lama sudah biasa. Lembut sekali jilatan-jilatan dan isapannya ke penis saya. Tidak lama kemudian saya mengarahkan penis saya ke lubang vaginannya. Saya melihat dia dengan tajam dan dia hanya melihat saya dan memejamkan matanya. Saya tidak tahu apakah itu tanda setuju atau tidak tapi dia tidak melakukan penolakan.

Saya mulai memasukinya pelan-pelan, dia sedikit menahan sakit kemudian saya berhenti sejenak lalu saya coba masukin lagi penis saya hingga akhirnya masuk, darah perlahan-lahan mulai keluar dari vaginanya. Dan saya yakin itu darah perawannya Merlin. Kemudian saya mulai melakukan gerakan maju mundur dengan tempo biasa saja, Merlin tampak menahan sakit tapi menikmati.

Sekitar 15 menit kami melakukan itu hingga akhirnya saya sudah mulai merasa ingin orgasme dan sempat bertanya ke Merlin apakah dikeluarkan di dalem atau di luar dan dia bilang di dalem saja. Tidak lama kemudian air mani bercampur sperma pun keluar memenuhi lubang vagina Merlin.

Sesaat kemudian kami tergolek lemas di tempat tidur dan membayangkan apa yang telah kami lakukan. Kami saling diam tanpa kata. Saya coba menoleh ke Merlin dan dia mengeluarkan airmatanya. Aku memulai pembicaraan

“Merlin, maafkan gw… tidak seharusnya gw ngelakuin ini ke lo…. Gw khilaf”
“bukan… bukan salah lo… gak perlu minta maaf”sambil mengusap airmatanya
“Mer, gw janji akan menikahi lo, lo mao jadi istri gw?”tanyaku

Sambil tersenyum dia berkata “Robert, lo cowok yang baik. Lo selalu ada buat gw disaat gw butuh lo. Lo selalu mengerti bagaimana cara memperlakukan gw. Gw sebenernya sedih waktu liat lo jadian sama Evi, tapi gw pengen lihat lo bahagia. Lo cowok sempurna di mata gw, tidak ada alasan buat bilang tidak ke lo. Gw sayang sama lo, gw mao jadi istri lo Robert”

Setelah kejadian itu kita akhirnya pacaran dan semakin sering melakukannya. Akhir 2014 kami di wisuda. Dan saya bekerja di perusahaan otomotif multinasional sedangkan Merlin bekerja di salah satu Bank terbesar di Indonesia. Pada awal 2015 kami memutuskan untuk menikah.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.

Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Kisah Cinta Pertamaku

Ruang Slot - Kisah Cinta Pertamaku

Aku mengenal Yayan melalui sebuah situs di internet. Malam Sabtu kucoba menghubungi Yayan via telpon, dan kami sepakat untuk bertemu esok harinya. Hari itu Sabtu, matahari agak enggan memancarkan sinarnya, namun aku berjalan dengan langkah pasti menuju sebuah mall. Pukul 13.00 aku sampai di mall dan kuhubungi Yayan kalau aku sudah stand by menunggunya, Yayan menjanjikan akan menemuiku 10 menit mendatang. Ada perasaan cemas dan berdebar-debar selama penantian itu, kupandangi setiap cowok yang masuk mall itu satu-persatu, dan merasa cemas jika melihat cowok yang biasa saja dan berharap dialah Yayan kalau melihat cowok yang keren, kawatir kalau wajah Yayan tidak seperti yang kuharapkan.

Setengah jam aku menunggu sampai akhirnya kudengar suara lembut dan macho menyapaku.

“Selamat siang, kamu Lucky ya..?”

Yayan dapat mengenaliku karena aku menyebutkan ciri-ciriku saat menelponnya tadi. Aku menoleh, kupandangi tubuhnya dari rambut sampai ke ujung kaki.

“Ini pasti Yayan.” tebakku dalam hati.

Tingginya 160 cm, badan atletis, dan rambut hitamnya dipotong cepak, alisnya cukup tebal hampir menyatu satu sama lain, dan sorot matanya cukup tajam.

“Gila, keren Man..!”

Aku semakin mengaguminya saat Yayan tersenyum. Giginya yang putih berbaris rapih dan bibirnya uuh.., sensual, begitu lembut.

“Ya, saya Lucky, kamu Yayan ya..?” hanya itu jawabanku membalas sapaan Yayan.

Tidak lama kemudian kami sudah berada dalam restaurant menikmati es kelapa muda. Setiap Yayan yang duduk di depanku bercerita, aku mencoba mengamati lebih detail tekstur wajahnya, dan aku selalu melambung tinggi saat menikmati senyumnya yang menawan. Dari pembicaraan itu kami merasa banyak persamaan dalam banyak hal, dalam cinta dan kasih sayang.

Sampai sore kami berada di mall itu, sempat juga mampir ke warnet untuk akses situs tentang dunia gay. Selama berjalan-jalan di mall, sering kurangkul pundak Yayan (aku sedikit lebih tinggi dari Yayan), dan sepertinya Yayan menikmatinya. Kami tidak perduli tatapan curiga beberapa orang, yang penting kami suka, yang penting kami menikmatinya, yang penting kami bahagia. Kami melihat beberapa atraksi di mall itu, aku yang berdiri di belakang Yayan melingkarkan tanganku di leher Yayan. Duh indahnya bisa memeluk Yayan di depan umum.

Ingin kuberteriak, “Wahai dunia, lihatlah aku dan Yayan, betapa serasinya kami, betapa saling men-Yayang-inya kami.”

Jam 19.00 kami sampai di tempat tinggalku. Kubiarkan Yayan mandi duluan. Selesai aku mandi, kulihat Yayan sudah berpakaian rapih telentang di ranjang. Kulepas handukku, telanjang bulat, dan kukenakan pakaianku satu-persatu di depan mata Yayan. Aku berharap Yayan menikmati tingkahku. Selesai berpakaian, kulihat Yayan tersenyum manis di atas ranjang, kelihatannya Yayan kelelahan.

Kurebahkan tubuhku di samping Yayan dengan posisi telungkup, dengan kepalaku kuletakkan di dadanya dengan wajah menghadap ke wajahnya, dan tanganku memeluk tubuhnya. Tanganku mulai membelai rambutnya, jari tanganku mengelus setiap tempat di wajahnya. Aku mulai menjilati dagunya yang bersih. Yayan memejamkan matanya mencoba menikmati panasnya lidahku. Nafasnya yang juga panas menerpa wajahku. Tidak lama kemudian bibirku mendarat di bibirnya, Yayan menyambutnya. Kurasakan lidahnya menari-nari menggapai setiap sudut di mulutku. Nafasku hampir terputus menikmati permainannya. Sepertinya Yayan memang sangat ahli dalam seni berciuman.

Tangan Yayan mulai mengelus tongkat yang keras di selangkanganku. Kubuka semua pakaian yang melekat di tubuhku. Yayan dengan tidak sabar mengulum, menjilat, dan menyedot kejantananku. Batangku yang sudah tegang maksimal masuk seluruhnya ke dalam mulutnya. Kami melakukan semuannya dengan berbagai gaya dan saling bergantian. Hampir selama 1 jam kami terbius dalam permainan itu. Uh nikmatnya, uh indahnya, sampai kurasakan tubuhku mengejang, dan cairan putih tersembur dari kejantananku. Yayan mengusap cairan yang jatuh di dadaku ke seluruh tubuhku. Aku yang begitu lelah mencoba bangkit untuk memberikan kenikmatan yang tertinggi kepada Yayan. Dan aku berhasil, Yayan mengerang, mengejang dan uh, cairan itu tersembur dengan dahsyatnya memancar ke udara.

Jam 6 pagi aku bangun, dan kulihat Yayan sudah mandi. Aku malu juga karena aku terlambat bangun. Kuambil handuk dan segera mandi. Selesai mandi, aku yang hanya mengenakan handuk melihat Yayan sedang menyisir rambutnya di depan kaca. Kupeluk Yayan dari belakang dan di kaca kulihat 2 wajah yang sama-sama tampan. Begitu sempurna, begitu serasi.

Pelukanku bertambah erat, dan kubisikkan di telinganya, “Yayan aku sayang kamu.”

Yayan tersenyum manis, “Aku juga, aku sayang kamu.”

Oh indahnya. Kujilati leher Yayan yang ada di depanku.

Batang kejantananku yang tepat menyentuh pantatnya kugerakkan maju mundur dan memutar. Yayan bergerak memutar dan erotis menikmati apa yang kulakukan. Yayan membalikkan badannya dan mencium, mengulum bibirku.

“Sudahlah, aku harus pulang dulu, ada pekerjaan yang harus kuselesaikan.”

Ok, aku mengenakan semua pakaianku.

“Lucky, aku pamit dulu ya..!” pamit Yayan kepadaku.

Ok, tapi batangku kayaknya juga mau mengantarmu pulang. Kubuka resleting celanaku, dan Yayan mengulumnya.

“Kita berpisah dulu ya sayang..!” kata Yayan seakan ditujukan ke batangku.

Yayan sekali lagi mencium batangku. Terakhir Yayan mengatakan, “Lucky, aku sayang kamu..!”

“Aku juga..!” jawabku lirih.

Lama aku dan Yayan tidak bertemu, dan kami hanya komunikasi lewat telpon. Inilah email pertamaku setelah pertemuanku dengan Yayan:

Yan, aku kayaknya udah jatuh cinta deh ama kamu. Kamu adalah cowok cinta pertamaku. Ingin rasanya selalu berdua denganmu. Ingin rasanya kuberitahukan kepada dunia kalau engkau milikku, milikku selamanya, saling mengerti dan men-Yayang-i. Bolehkah aku tahu Yan, apakah engkau merasakan hal yang sama? Salam cup pipi kanan, kiri, bibir, dan “kejantananmu”.

Kemudian Yayan membalas emailku:

Loha Lucky, pa kabar nih, baik kan? Ok langsung aja deh, semenjak kamu pertamakali ketemu aku, apakah di hati kamu ada rasa untuk ketemu aku lagi, dan terus kenapa ko baru aja kamu kenal aku kamu udah memberi keputusan yang membuat aku jadi hikkkk… jadi kepengen malu ahhhhht Lucky. Bagiku sekarang tak akan men-Yayang-i seseorang dengan tulus karena aku merasa takut akan sakit di kemudian hari nanti. Peluk hangatku hanya buat Mas Lucky aja deh.

Kami juga banyak komunikasi lewat telpon, dan Yayan mengatakan kalau tidak dapat mencintaiku dengan tulus, kemudian kubuat email ke Yayan:

Aku nggak tahu apakah katamu untuk tak mau men-Yayang-iku (men-Yayang-i seseorang) dengan tulus berlaku untuk selamanya. Tapi aku berharap sih kamu akan merubah komitmenmu itu, karena aku sih pinginnya menyayagimu dengan tulus, kalau kamunya enggak terus gimana donk?

Yan, kamu pernah cerita kalau kamu pernah punya pacar cewek, berarti kamu cenderung bisek donk? Benar kan kesimpulanku? Kalau aku sih memang bisek, suatu saat entah kapan, inginnya sih tetap married, tapi jangan kawatir itu masih lama kok. Dan kalaupun sudah married saya rasa saya bisa kok membagi cintaku untuk kamu, karena hakekatnya saya juga menikmati hubungan dengan cowok, dan saya rasa ini akan berlaku untuk selamanya. Tapi semua terserah kamu, kalau saya sih ya udah deh kita jalani aja apa adanya, men-Yayang-i kamu, mencintaimu, kubiarkan hidup dalam khayalan-khayalan bersamamu, mencoba memberikan yang terbaik untukmu dan menjaga perasaan kamu.

Yan, kamu jahat deh, bayangin aja tiap hari bayangan kamu selalu menggodaku, bahkan konsentrasiku agak buyar gara-gara kamu, terus kita udah sepakat mau ketemu sabtu eh tiba-tiba kamunya nggak bisa, gila aku kangen banget lho, inginku memelukmu, ingin kusandarkan kepalaku di dadamu, kemudian engkau membelai kepalaku, betapa indahnya… Untuk sabtu ini aku bisa lah ngerti urusan kamu, tapi awas lho kalau minggu depan begitu lagi aku nggak tahu harus apakan kamu! Moga engkau mau mengerti perasaanku terhadapmu. Thank’s berat deh.

Dan inilah jawaban Yayan:

Mas Lucky, makasih yah semuanya Yayan jadi malu nih, maaf yah kemarin aku nggak bisa datang ke tempat Mas Lucky. Mas Lucky untuk sementara ini aku mohon janganlah kita bermuluk-muluk dulu yah, karna aku takut di kemudian hari hatiku ini sakit kembali. Mas Lucky pasti mengerti akan keadaan diriku saat ini. Oh iyah Mas, hubungan kita tak mungkin akan selamanya bisa berjalan, karna aku sadar diantara kita tak mungkin akan selamanya bisa saling memiliki, karna suatu hari aku juga harus menikah dengan wanita karna demi orangtuaku dan juga kebaikanku.

Makanya kalu Mas Lucky menganggap aku bisek boleh aja, karna memang selain cowo aku pun pernah merasakan cewe ko Mas Lucky, jadi aku mohon mas Lucky janganlah terlalu berharap lebih dulu dari aku kalu Mas Lucky cuma sayang sama Yayan makasih sekali ada yang merhatiin, tapi kalu untuk bisa saling memiliki itu tak mungkin kan Mas? Janji loh Mas cuma Yayan yang ada di hati Mas. Mas, makasih atas segalanya peluk hangatku buat Mas Lucky aja seorang. Dadah yah, sayang sekali lagi cinta tak selamanya bisa saling memiliki kan Mas?

Aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba Yayan membuat email seperti ini:

Bukan niat hati ini untuk menyakiti hatimu Mas, mengertilah akan diriku saat ini kalu sekarang aku belum bisa memberikan apa yang Mas harapkan. Mas pasti ngerti deh, karna untuk saat ini jujur saja Yayan masih men-Yayang-i orang yang dulu pernah ada di hati ini, kalu memang Mas Lucky mau memutuskan hubungan ini ngga apa-apa ko, aku ngga marah. Tapi yang jelas untuk saat-saat ini hatiku ini belum bisa untuk menduakan dia, maafkan aku Mas.

Bukan niat hati untuk menghindar darimu, aku juga sayang kamu, tapi sayangku ini tak selamanya bisa kukatakan selamanya aku akan sayang sama dia hanya dia yang selalu ada di hatiku ini. Biarlah hidupku selamanya begini tanpa ada seorang yang mengerti aku, selamat tinggal kekasih, maafkan segala apa kekuranganku, anggap saja pertemuan kita hanyalah mimpi belaka. Kenapa aku berkata dan memutuskan begini, karna dalam kamus hidupku aku akan selalu setia walaupun aku harus sakit hati Mas. Maafkan aku yah, selamat tinggal sayang…

Aku tidak sanggup menerima kenyataan pahit ini, kucoba hubungi Yayan lewat telpon, tetapi sepertinya Yayan tidak lagi mau menemuiku. Akhirnya kubuat email seperti ini:

Yayan sayang, keputusanmu jauh diluar dugaanku. Aku baru sadar kalau aku terlalu memaksamu. Aku baru mengenal dunia kita ini, sudah sekian lama aku berharap mempunyai teman seperti kamu, dan kini ketika aku kenal kamu, aku merasa berada di puncak kebahagianku. Sorry banget aku kilaf.

Yan, aku hargai cinta kamu padanya, cuma please jangan kau putuskan hubungan kita. Aku mengerti kok keadaanmu. Ok, aku nggak akan meminta kau jadi pacarku, but sekali lagi tolong jangan putuskan hubungan kita. Kita berteman saja. Teman berbagi rasa. Kamu masih mau menerimaku kan? Kau tau betapa aku sayang kamu Yan? Izinkan aku mendengar suaramu. Izinkan aku men-Yayang-imu. Izinkan aku menikmati kebahagianku bersamamu. Maafkan aku sayang.

Kau tahu betapa aku selalu merindukanmu, aku nggak bisa tidur sebelum mendengar suaramu. OK, selama ini kamu nggak mau menerima telponku, aku berharap kamu masih punya waktu dan masih punya rasa sayang untuk membalas email ini. Aku hanya berdo’a semoga engkau berubah pikiran. Kutunggu balasanmu sayang.

Lama emailku tidak dijawab oleh Yayan, dan akhirnya kutulis lagi email ke Yayan:

Yan, tolong bicara donk. Aku kan udah minta maaf, dan aku menyadari kesalahanku. Dosa lho memutuskan hub temen. Yayan sayang, engkaulah orang pertama yang mengisi hatiku. Darimu aku banyak mengenal arti kata sayang. Rasa sayang tak selamanya harus memiliki. Yayan, demikian juga aku, walaupun engkau mencoba untuk menghindar dariku, namun rasa sayangku tetap kusimpan dalam hatiku. Bahkan sampai detak jantungku ini berhenti, setulusnya dan selamanya aku men-Yayang-i dirimu.

Yayan, sabtu depan, 29-Sep-2001, aku mau ke mall, jam 13.00 sampai 14.00. Aku akan menunggumu di tempat pertama kali kita ketemu. Aku ingin bernostalgia dengan kenangan manis bersamamu. Aku nggak memintamu untuk datang, tetapi aku akan bahagia sekali jika engkau bisa menemaniku. Yan, aku mengharapkan sekali kata ma’afmu. Tolong balas email ini yach sayang.

Aku begitu merana menerima kenyataan ini. Yayan dimana engkau. Cintaku hanya untukmu sayang, datanglah padaku. Semoga Yayan membaca cerita ini.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Ibu Kost-ku Yang Gatel Minta Kepuasan

Ruang Slot - Ibu Kost-ku Yang Gatel Minta Kepuasan

Sudah hampir setahun David tinggal di tempat kost Bu Sumi. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu Bu Sumi di pasar. Waktu itu Bu Sumi kecopetan, trus teriak dan kebetulan David yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet Bu Sumi.

Terus ngobrol sebentar, kebetulan David lagi cari tempat kost yang baru dan Bu Sumi mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an Bu Sumi. Bu Sumi lumayan baik terhadap David, kelewat baik malah, karena sampai saat ini David sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan Bu Sumi masih adem-adem aja.

Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru David yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya David lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan Bu Sumi. Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. David masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya.

Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara Bu Sumi yang manggil,”David…David… ada di dalem gak?” Sontak David bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir David.

Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga Bu Sumi pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara Bu Sumi,” David lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi David menyahut sedikit teriak,” Lagi mandi bu….”

Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara Bu Sumi jadi dekat,”Y udah mandi aja dulu David, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, David tadi gak mengunci pintu. “Busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir David.

Sekitar lima belas menit David di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau Bu Sumi bosan trus gak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh Bu Sumi sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga David dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.

Bu Sumi tersenyum manis melihat David yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya David…” Bu Sumi membuka pembicaraan..

“Pasti bersih banget mandinya ya…” gurau Bu Sumi sambil sejenak melirik dada bidang David.

“Ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab David sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.

Bu Sumi mendekat dan duduk di samping David, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap Bu Sumi. David jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab David dengan sedikit memohon.

Bu Sumi terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat Bu Sumi sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.

“Ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab David hati-hati melihat raut wajah Bu Sumi yang kurang senang.

“Huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh Bu Sumi dengan nada kesal.

Waduh nampaknya Bu Sumi lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama David. Dengan cepat David menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”

“hhhhh….”Bu Sumi menghela nafas,”Udahlah David, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… Ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Sumi terus… Aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Bunga jauh lebih muda ya.”

Sedikit penjelasan bahwa Bu Sumi ini istri pertama dari pak Kades, sedangkan istri keduanya bu Sumi. Dan sekarang sepertinya pak Kades lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Sumi dan Bu Sumi tampaknya udah mulai kesepian nih.

“Wah kalo masalah keluarga sih aku kurang paham bu…. “jawab David kikuk

“Gak apa-apa David, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan David?” suara Bu Sumi sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas Bu Sumi terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir David.

“Uudah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kades kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Sumi,”David bermaksud menghibur.

“Ah kamu David… emang ibu masih cantik menurutmu?” Bu Sumi menatap sendu ke arah David, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya David menghapus air mata itu, pak Kades emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba David bisa berbuat sesuatu… busyet… David memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”

Dengan sedikit gugup David menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu David dalam hati. David jadi panik, jangan-jangan Bu Sumi marah dengan ucapan David.

Tapi ternyata David salah, karena Bu Sumi tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih David bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah Bu Sumi berubah sedih lagi,”kalo menurutmu David, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap David minta penilaian.

Terang aja David makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”

Bu Sumi tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang David liat dari mananya bisa bilang begitu?”

David jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.”

Bu Sumi kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke David sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…”

Nafas David terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan Bu Sumi, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian David mengalihkan pandangan ke arah tubuh Bu Sumi mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh David memperhatikan bahwa Bu Sumi memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya.

Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan David beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan Bu Sumi di paha David yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan David. Dengan penuh selidik Bu Sumi bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…”

David sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh Bu Sumi,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”

Tidak ada jawaban dari mulut Bu Sumi, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah Bu Sumi makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.

David pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, David menyambut bibir merah Bu Sumi, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, Bu Sumi menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut David, dan dibalas dengan lilitan lidah David sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

Dengan naluri yang alami, tangan David merambat naik ke bahu Bu Sumi, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut David meraba bahu Bu Sumi sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut David meremas payudara yang masih terbungkus bra itu.

“hhhhh…hhhh” nafas Bu Sumi mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik Bu Sumi tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada David… melingkari pinggang David, mencari lipatan handuk, hendak membukanya…

Uuppss aduhh…. David tersentak dan sadar….,”duhhh…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” David tertunduk tak berani menatap Bu Sumi sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah Bu Sumi.

Terlihat Bu Sumi pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa David… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu… kamu harus menyelesaikannya David…” tatapan Bu Sumi terlihat semakin sendu…

“mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kades juga bisa marah besar bu…” jawab David.

Tanpa menjawab Bu Sumi bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. David terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh Bu Sumi. Kemudian dengan tenang Bu Sumi melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya.

Saat berjalan membelakangi David itu nampak gerakan bokong Bu Sumi naik turun, dan perasaan David semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat Bu Sumi berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, David tidak melepaskan sedikit pun gerakan Bu Sumi. Sampai Bu Sumi berdiri dekat di depan David dan berkata,”kamarnya udah di kunci David, dan gak ada yang akan mengganggu….”

David tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Sumi kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. David mendekat dan duduk di samping Bu Sumi… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin David langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya.

Bu Sumi yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher David, menarik wajah dan langsung melumat bibir David dengan nafsu yang membara. David membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah Bu Sumi, tangan David meremas payudara montok milik Bu Sumi. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah.

Setelah beberapa saat, Bu Sumi mendorong lembut badan David, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu. David mendorong lembut tubuh Bu Sumi, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang.

Tanpa menunggu lagi David melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas David menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya.

“HHHH…. AHHH….MMMH….”suara Bu Sumi mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. David melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel Bu Sumi yang menggelinjang kegelian.

David menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam Bu Sumi, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan Bu Sumi mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi. 

David mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha Bu Sumi yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, David menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina Bu Sumi dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat Bu Sumi mengerang kenikmatan,

”AHHHH…. MMMMH… HHH… David….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari Bu Sumi membuat David semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu.

Setelah beberapa menit David mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya Bu Sumi tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”David…. Ayo sayang… masukkin David… hhhh…mmmmh.” Suara Bu Sumi ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang.

Dengan tenang David menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap. Bu Sumi semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. 

David naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina Bu Sumi yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan David dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.

Dengan sekali dorongan penis David amblas sampai setengahnya. David menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan Bu Sumi,” AHHH….TERUSKAN David….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah David memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot.

David bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan Bu Sumi mencengkam punggung David, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir David dan Bu Sumi.

Sesaat David menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, Bu Sumi memeluk David dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, Bu Sumi memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan.

Sesekali Bu Sumi memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar David lebih dalam. David tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu Bu Sumi. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat Bu Sumi seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan.

Dengan sigap David membalikkan posisi, Bu Sumi kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan David meneruskan pertempuran. “David…AHH..AH..AH..UH…TERUS David…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…David….

AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan Bu Sumi mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. David merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.

David menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat David kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut Bu Sumi.

Bu sumi dengan cepat meraih penis David dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut Bu Sumi mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. David membaringkan tubuhnya disamping Bu Sumi. Terdiam untuk beberapa saat.

Bu Sumi bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas David. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u David,” bisik mesra Bu Sumi di telinga David.

“mmm…baik bu…”belum sempat David menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk Bu Sumi menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap Bu Sumi manja.

“iya sayang….” Balas David, senyum manis merekah di bibir seksi Bu Sumi.

Setelah itu dengan cepat David dan Bu Sumi merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan David, Bu Sumi berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat David sayang.” Sambil berpelukan mesra, David menyanggupi ajakan Bu Sumi.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.

Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Desahan Malam Pertama

Ruang Slot - Desahan Malam Pertama

Saya terima nikahnya.. Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.

Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.

Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya.

Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,

“Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”

Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah.

Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.

Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.

Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

Malam Kedua.

Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.

Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkimpoian, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah Sepupuku Sedang Ngentot Dengan Pacarnya

  Ruang Slot  -   Kisah Sepupuku Sedang Ngentot Dengan Pacarnya Pada pagi yang indah dan cerah itu, aku sedang lewat depan kamar Anggun adik...

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.