Kisah Sepupuku Sedang Ngentot Dengan Pacarnya

 

Ruang Slot -  Kisah Sepupuku Sedang Ngentot Dengan Pacarnya

Pada pagi yang indah dan cerah itu, aku sedang lewat depan kamar Anggun adik sepupuku, Anggun adik sepupu tepatnya Anak dari tanteku, kira-kira sudah ikut denganku sejak 1 tahun yan lalu. Dia bekerja sebagai Teller Bank BNI di jakarta. Ketika itu kulihat pintu kamar Anggun sedikit terbuka, ketika itu tiba-tiba timbul keinginan di benakku untuk mengintip Anggun. Dari sela pintu itu kulihat Anggun masih tertidur pulas.

Anggun yang masih tertidur pulas saat itu hanya mengenakan daster tidur yang berbahan tipis dan sexy. Sungguh benar-benar cantik sekali dia, batinku sembari menatap wajahnya yang putih bersih. Pelan-pelan, aku Masuk ke dalam kamar sambil melangkah sangat pelan, dan sebelumnya sepatuku telah kubuka terlebih dahulu agar tidak terdengar suara langkah kakiku karena sepatu.

Setelah masuk didlam kamar Anggun, kupandangi wajah cantik dan juga seluruh tubuhnya yang saat itu tertidur dengan posisi terlentang. Saat aku sedang asik meandanginya tiba-tiba Anggun menggeliat kesamping kiri, kaki kanannya agak menekuk hingga celana dalamnya terlihat jelas olehku. Dengan seksama sambil menahan nafas ku pandangi seluruh sudut celana dalam Anggun.

Garis Vaginanya membayang jelas dibalik celana dalam yang tipis itu, biraku tiba-tiba memanas. Secara pelan tapi pasti Penisku-pun mulai tegang tegak berdiri, hingga celana kerja ku terasa sesak. Ditambah lagi aku melihat, dari pinggiran celana dalam Anggun, saat itu kuperhatikan rambut kemaluanyanya sedikit keluar dari celana dalamnya yang mini dan tipis itu.

Entah setan apa yag merasukiku, dengan spontan secara perlahan aku meraba pahanya yang mulus sekali. Ditengah asiknya aku yang sedang meraba pahanya, tiba-tiba Anggun terbangun, dan dia kaget melihat aku berada dikamarya,

“ Hah, Abang lagi ngapain dikamar Anggun ? ” tanyanya bingung.

Lalu dengan sedikit gugup aku menarik tanganku dari paha Anggun, “ Eeee… Abang, Cuma mau ngebangunin …kamu kog Nggun, ntar kamu kesiangan ketempat kerja ”, Kataku gugup.

“ Oh begitu ya Bang… makasih ya Bang udah bangunin Anggun ”, ucap Anggun sembari duduk dipinggiran tempat tidur.

“ Iya Anggun, yaudah buruan bangun terus berangkat kerja gih !! ”, kataku sembari keluar dari kamar Anggun dengan jantung masih berdetak cepat.

Setelah keluar dari kamar Anggun, aku menuju ruang makan lalu aku menyeduh secangkir kopi. Saat itu pikiranku m asih melayang karenamembayangkan hal yang kulakukan pada Anggun tadi. Ditengah fantasiku yang sedang asik, tiba-tiba,

“ Bang… kog Abang senyum-senyum sendiri sih ”, tanya Anggun dengan tiba-tiba dan melintas didepanku.

“ Ah… nggak papa kog Nggun ”, jawab singkatku pada Anggun.

“ Kirain kenpa bang, hhe… Oh iya Abang mau aku masakin buat sarapan nggak ??? tanya Anggun padaku.

“ Nggak usah Nggun, Abang soalnya sebentar lagi berangkat kerja Nggun ”, kataku sembari melirik Anggun yang sedang membuat jus jambu kesukaannya.

Oh gitu ya Bang, yaudah deh ”, jawabnya singkat. SeLalu gelas nya diletakkan diseberang posisiku duduk.

Lalu ia bergegas kekamar mandi. Seketika timbul fikiran kotor diotakku, didalam bungkus marlboro aku masih kusimpan 1 butir inex sisa semalam. Inex itu aku remas sampai hancur lalu kumasukan ke dalam Jus Anggun tadi, setelah itu aku aduk sampai larut didalam jus itu. Setelah itu aku berjinjit ke dalam gudang di samping kamar mandi.

Didalam ruang gelap dan berdebu itu terdapat lubang yang cukup untuk aku mengintip Anggun yang sedang mandi. Dari sela-sela lubang kulihat Anggun tengah membasahi tubuhnya, posisinya membelakangi lubang intipku, jadi aku hanya melihat punggung dan bongkahan montok pantatnya. Mataku tak berkedip saat tubuh putih nan montok itu menghadap lubang intipku.

Sembari mengintip Anggun, aku menahan nafasku yang mulai memburu, lalu Penisku mulai ku pegang dan kukocok. Kulihat Vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu halus yang lebat namun rapih. Dalam batinku berkata apapun caranya aku harus bisa menikmati Vagina Anggun ini. Tak terasa Anggun aku mengintip Anggun sudah setengah jam.

Sementara itu aku hanya puas secara mata saja tanpa bisa menyentuhnya. Setelah itu Anggun-pun selesai mandi, dan mulai mengambil handuknya. Sementara Anggun mengeringkan tubuhnya dengan handuk, aku segera bergegas keluar dari gudang dan kembali duduk di ruang makan. Tak lama setelah itu, Anggun-pun melintas dan aku melirik tubuhnya yang hanya terlilit handuk saja.

Sembari melirik akupun berbasa-basi pada Anggun,

“ Nggun… Jam segini udah mendung aja nih, kayaknya hari ini bakal turun hujan lagi deh, Nggun ”, kataku.

“ Iya nih Bang. Oh iya Bang, nanti aku ikut motor abang sampai halte depan ya Bang ”, pinta Anggun padaku.

“ Okey Nggun ”, jawabku singkat.

Kemudian Anggun segera masuk kedalam kamarnya, tidak lama kemudian Anggun-pun sudah keluar dengan seragamnya,

“ Wah… kamu terlihat cantik sekali Ya Nggun kalau kamu pakai seragam itu”, pujiku kepda Anggun.

“ Ah Abang bisa aja Deh, hhe…”, balas Anggun malu-malu sembari mengambil gelas Jusnya yang tadi sudah bercampur dengan Inex.

Tanpa ragu Anggun-pun meminumnya sampai habis tanpa ada rasa curiga sedikitpuun.

“ Kena lu sama Gue ” ucap dalam hatiku.

“ Ayo Nggun berangkat, nanti keburu hujan lagi ”, ajakku.

Setelah aku mengunNggun pintu rumah, aku segera starter motorku, Anggun-pun lalu duduk membonceng dengan memegang pundakku. Saat itu kira-kira kami baru berjalan selama 10 menit, tiba-tiba dia menegeluh sambil menyandarkan kepalanya di punggungku,

“ Aduh Bang, kok kepala Anggun pusing gini ya Bang ”, keluh Anggun. Saat itu juga, aku segera mengentikan motorku,

“ Wah… kog tiba-tiba kamu pusing, yauda kamu Abang antar pulang aja yah ??? ucapku pura-pura perduli kepada Anggun.

Ketika itu Anggun tampak gelisah, dan bibirnya yang sensual tampak mulai digigit-gigit sengan pelan,

“ Nggk tau nih Bang, yaudah Anggun anteri pulang aja deh Bang ”, jawabnya.

Dengan cepat, kuputar motorku kembali menuju ke arah rumah. Sesampainya dirumah ketika di akan turun dari motor, dia sudah tampak lemas tak berdaya layaknya orang sedang On. Tanpa banyak tanya, Anggun segera ku papah masuk kedalam kamarnya, dan kurebahkan dia di tempat tidur,

“ Aduhh Bang ”, ucap-nya pelan.Cerita Porno

Setelah itu tiba-tiba matanya menatapku sayu, sembari dia terus menggigit-gigit bibirnya. Saat itu kedua kakinya masih menggantung di bawah kasur, jadi posisi-nya Anggun mengangkang. Karena Posisi Anggun seperti itu maka celana dalam Anggun saat itu terlihat jelas di mataku. Nampak begitu jelas Vaginanya yang menggembung dari balik celana dalamnya itu.

Karena adik sepupuku yang montok dan cantik ini sudah terkena pengaruh inex yang ku berikan tadi, maka aku memberanikan diri untuk mencoba melepas celanaku,

“ Bang… Abang mau ngapain melepas celana ? ” ucapnya dengan setengah sadar karena pengaruh Inex tadi.

Lalu setelah celana dan celana dalamku terlepas, nampaklah batang Penisku yang sudah tegak dan besar maksimal itu. Lalu tangan kiriku yang sedang memegang Penis, lalu kuarahkan kepada Anggun,

“ Bang… badan Anggun panas dingin Bang ”, ucapnya berbisik.

Ketika itu aku hanya tersenyum, tangan kananku kemudian meraih tangan Anggun, lalu tangan kirinya Anggun kuarahkan ke Penisku, hingga dia menggenggam batang Penisku. Semula Anggun hanya menggenggam Penisku saja, tapi kemudian dia mulai mengelus dan mengocok-kocok Penisku yang sudah tegak menantang itu,

“ Ouwhhh… terus Anggun… yahh… terus Anggun sayang… ”, kataku sedikit berbisik.

Lalu tanganku langsung melucuti pakaian kerjanya hingga pakaian atasnya terbuka semua termasuk Bra Anggun yang berenda itu. Alamakkk… seksi sekali Anggun ini, gumamku pelan. Payudara Anggun yang membusung dengan puting yang mengeras mancung, nafas Anggun yangsemakin memburu deras-pun mengiringinya.

“ Ouhhhh… Bang… Aghhhh…. ”, gumamnya sambil terus mengelus dan mengocok batang Penisku yang besar dan keras.

Seluruh sudut batang Penisku di dielus dan di reBangnya lembut, terMasuk sekeliling biji pelerku dan bulu-bulu jembutnya. Perlahan-lahan kudekatkan wajah ku ke payudaranya yang membusung. Lalu kukecup ringan payudaranya,

“ Ahhhh… Ughhh…. Bang… geliii bang… Sss… Ahhh…” desah Anggun lirih.

Anggun mendesah disaat mulutku mengulum putingnya dengan penuh gairah. Lalu mulai kujamah seluruh permukaan payudara Anggun yang besar, montok dan putih itu. sembari terusku hisap di payudaranya, sesekali kutarik pelan pake gigi. Tanganku bergerak cepat melepaskan rok mini kerjanya, dan celana dalam-nya yang mini serta tipis itu.

Hal itu membuat lutut Anggun dirapatkan, karena menahan gerakan tanganku yang menarik lepas celana dalamnya. Ketika sudah berada di atas lututnya,

“ Kenapa Anggun sayang ? ” tanyaku.

Saat itu dia tidak menjawab, melainkan hanya menatapku dengan mata sayu-nya, Kemudian dia membuka lebar-lebar kakinya, hingga celana dalamnya bisa kulucuti dengan mudahnya. Begitu celana dalamnya kulucuti segera kulihat Vaginanya yang merangsang dihiasi bulu jembut yang Masih jarang namun terlihat ditata dengan rapih.

“ Indah sekali Vaginamu ini Nggun ”, kataku berbisik di telinga kanannya.

Tanpa menjawab, Anggun hanya memejamkan mata dan berkedip mendengar kata-kataku itu. Lalu tangannya yang tengah mengelus-ngelus batang Penisku, segera ku angkat dan kulepas dari batang Penisku. Lalu tangannya ku angkat dan kutaruh disamping kepalanya. Saat itu dia terlihat pasrah saat kubuka pahanya lebar-lebar. Wow, belahan Vaginanya sunguh membuatku semakin terangsang saja.

Lalu,

“ Nggun, sebenarnya sudah lama sekali Abang ingin berstubuh sama kamu”, ucapku tegas. Dengan cepat kudekatkan kepalaku ke permukaan Vaginanya, lalu dengan mantap kujilat permukaan liang Vaginanya,

“Sruppp… Sruppp…”enak dan harum sekali vagina Anggun ini,

“ Sss… Ahhh…. Bang… Ouwhh… terus bang… Aghhh…”, desah Anggun seirama gerakan lidahku yang nakal menjilati liang kenikmatannya.

Ketika itu tangan Anggun menjambak rambutku saat lidahku mulai kutusukan dalam Vaginanya itu, “ Ouwhhh… Bang… Aghhh…”, desah nikmatnya.

Dengan semangat kujilati terus Vaginanya hingga basah, selang 10 menit kemudian kuhentikan gerakan ku menjilati Vaginanya itu. Keringat dan desahan nafas Anggun seakan berpacu, lalu ku arahkan batang Penisku ke lubang Vagina Anggun. Lalu sesaat kusapu Vaginanya dengan lidahku,

Aghhh…. geli sekali Bang… Ughhh….”, desahnya pelan.

“ Ada pa Anggun sayang ?”, tanyaku menghentikan gerakan Penisku di bibir Vaginanya.

“ A…aa… aku masih perawan Bang. Aku takut ”, ucap Anggun lirih.

“ Udah kamu jangan takut, nanti Abang akan bertanggung jawab bila sampai terjadi apa-apa pada Anggun ”, kataku gombal menenangkan Anggun.

Sebenaranya dalam benakku bersorak ( mantap cuy, gue dapet perawan ),

“ Makasih ya Bang, pelan-pelan Bang yah masukin titit abang ke Vagina aku ”, pinta nya padaku.

“ Iya Anggun sayang”, jawabku singkat.

Sembari mengarahkan kepala Penisku yang bulat besar ke lubang Vaginanya, dengan perlahan kudorong Penisku. Sedikit demi sedikit, walaupun agak susah karena vagina masih perawan dan sempit sekali aku terus mencoba tanpa mengenal lelah,

“ Aouw… sa.. sakit Bang… Aghhh…Auow… pelan Bang”, ucap Anggun sembari mencengkram sprey tempat tidur dan sedikit menutup bukaan pahanya.

“ Aghhh… Tahan dulu ya Anggun sayang” rayuku menenangkanya.Setelah bersusah payah, pada akhirnya, Zlebbbbbbbbbbb….. akhirnya batang Penisku amblas juga Masuk kedalam Vaginanya Anggun,

“ Aowwwwwww… sakitttt… saaakit sekalliiii Bang… Huuu… huu… hu… ”, kata Anggun sambil menggigit bibirnya.

Ketika itu kudiamkan batang Penisku sejenak didalam Vaginanya, ughhh… kuat sekali jepitan Vagina Anggun, batinku. Lalu beberapa saat kemudian segera ku ayun perlahan Penisku maju mundur didalam liang Vagina Anggun,

“ Zlebb… Zlebb… Zlebb… ” , bunyi penisku yang sedang menyelami Vagina Anggun.

Lama-kelamaan aku merasa mudah mengayun Penisku. Ketika itu Anggun memejamkan mata seraya memeluk leherku erat. Dengan irama yang tetap santai ku ayun gerakan Penis ku maju mundur mencoblos Vaginanya,

“ Aghhh… enak sekali Vagina kamu sayang… Oughhh… ”, bisikku penuh gairah di telinganya, sembari menjilati telinga Anggun yang mungil itu.

“ Ssss… Aghhh… Bang… pelan Bang… aoww… Sss… ahhh” desah nikmat dan sakit menjadi satu.

Pada awalnya gerakan Anggun kaku, namun lama-kelaman Anggun mulai membalas goyangan pinggangku dengan goyangan sedikit memutar pinggul,

“ Enak Anggun, Aghhhh… terus goyang sayang ”, pintaku.

Saat itu kulihat matanya sedikit meneteskan air mata, namun disisi lain mulutnya terbuka terengah-engah menikmati tusukan Penisku di Vaginanya. Sesekali dia menggigit dada dan leherku.

“ Slebb… Sluppp… Plakkk… Plakkk… Plakkk… ”, bunyi gesekan Penis dengan Vagina semakin nyaring.

Dengan semangat, kurasakan tubuhku terbang melayang keenakan, lalu kupacu gerakan tusukan Penisku lebih cepat lagi. Saat itu Anggun semakin mendesah dan terengah keenakan, aku tak peduli dengan suara pembantuku didapur yang tampaknya sudah pulang dari pasar. Rupanya pembantuku lewat pintu belakang, sehingga tidak melintasi pintu kamar Anggun yang terbuka lebar.

Dengan penuh gairah terus kupacu irama Penisku, sampai kumerasa kepala Penisku linu , geli bercampur enak sekali. Kaki Anggun kini melingkar di pinggangku, hingga tusukan Penisku terasa semakin dalam. Tak terasa kami sudah berhubungan intim selama 15 menit, tidak lama setelah itu tubuh Anggun-pun menegang dengan hebat, lalu,

“ Aghhhh…. Bang… enak Banng, a… aa… aku mau pipis Bang… aghhh…” mulutnya mulai meracau sembari menggigit dadaku.

Rupanya Anggun telah mencapai puncaknya, Vaginanya terasa sangat basah sekali hingga Penisku terasa liNggunn saat menggelosor masuk ke Vaginanya. Tubuhnya Anggunpun setelah itu lemas seperti tak bertulang. Dari sudut mataku sekilas kulihat Zaenab pembantuku mengintip dari balik horden pintu, tidak kusangka rupanya dia tengah menonton aku yang lagi asik bersetubuh dengan Anggun.

Namun saat itu aku berpura-pura tidak tau dan terus mengocok lubang Vagina Anggun. Dari lubang Vagina Anggun tampak menetes darah bercampur cairan lengket. Akirnya tercapai juga keinginaku, sungguh puas aku mendapatkan keperawan Anggun, kataku dalam hati. Lalu kucabut batang Penisku yang Masih keras dari lubang Vagina Anggun yang sudah tidak perawan lagi karena aku.

Sementara itu Anggun terkulai lemas dan wajahnya Masih tampak tegang, dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Hal itu membuat tubuh putihnya semakin terlihat menggairahkan saja. Batang Penisku yang mengkilat dikelilingi lendir kawin Anggun, saat itu masih belum memuntahkan sperma juga, maka dari itu aku masih sangat bernafsu sekali,

“ Anggun sayang… Abang belum keluar nih, sekarang kamu uka mulut donk sayang… perintahku.

Tanpa menjawab Anggunpun lalau membuka mulutnya, lalu aku mengarahkan batang Penisku ke dalam mulutnya. Pada awalanya Anggun mau muntah saat Penisku Masuk kemulutnya yang mungil itu. Namun kemudian dia mulai terbisa mengocok dan mengulum Penisku,

“ Aghhh… enak Nggun, sepong terus… Oughh… kamu mulai mahir deh, Ssss… Aghhh…”, desahku mulai merasa nikmat oleh kuluman Anggun.

Secara konstan Anggun-pun terus mengkulum penisku dengan lembutnya. Tak lama setelah itu kurasakakan batang penisku berdenyut dan,

“ Crottt… Crottt… Crottt… ”,

Akhirnya Penisku memuntahkan spermanya kedalam mulut Anggun yang mungil itu, saking banyaknya spermaku yang keluar sampai-sampai mulut Anggun yang mungil itu tidak mampu menampung spermaku.

Walaupun mulut Anggun mungil, hampir setengah spermaku tertelan oleh Anggun. Setelah itu kamipun sama-sama terkulai lemas, aku dan Anggun tertidur pulas hingga siang hari.

Pada akhirnya kami sama-sama tidak berangkat kerja. Singkat cerita semenjak kejadian itu kamipun sering melakukan hubungan sex dirumah, dan tak jarang pembantuku Zaenab mengintip kami saat berhubungan intim. Sampai saat ini hubungan kami terus berlanjut dan Zaenab tidak pernah angkat bicara sedikitpun tentang persetubuhan kami

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Sakit Diperkosa Namun Enak Dirasakan

Ruang Slot - Sakit Diperkosa Namun Enak Dirasakan

Setelah menikah aku langsung mengikuti suami tinggal di Ibu Kota, Jakarta. Sebagai pegawai negeri suamiku hanya bisa kontrak rumah petak untuk tempat kami berteduh dan seseorang memiliki alamat untuk pulang. Sangat beda rasanya rumah di kota asalku Salatiga dimana hubungan antar manusia masih demikian kental dan saling manusia memanusiakan antara satu terhadap yang lain.

Sementara di Jakarta yang aku rasakan pertemuan antar manusia semata-mata lebih didorong oleh adanya kebutuhan duniawi. Hubungan akan berarti baik apabila seseorang bisa memberikan manfaat dunia lebih besar dari yang lain. Di Jakarta orang lebih berhitung pada masalah jumlah dengan mengorbankan mutu. Kalau aku bisa memberi lebih banyak dari yang lain berarti aku lebih baik dari yang lain, dan pantas menerima sikap hormat yang lebih tinggi dari yang lain.

Demikianlah suamiku yang dosen Universitas Negeri yang notabene pegawai negeri dengan embel-embel Ir. di depan namanya plus MM di belakangnya tidak mampu meraih penampilan dan nilai yang layak di tengah masyarakat di sekitarku.ceritafans.blogspot.co.id Keluarga Mas Tarjo yang penjaga gudang di daerah Cakung yang mengkontrak petak di sebelah kananku rumahku lebih memiliki nilai karena tampilan dunianya jauh lebih dari tampilan kami.

Itulah kenyataan metropolitan yang hingar bingar dan gegap gempita ini. mKebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus) kami berhimpitan hanya dibatasi oleh selembar gedek yang rawan bolong-bolong. Hanya sikap morallah yang membatasi kami dalam arti yang lebih jauh. Bagi kami, khususnya bagi aku dan Dik Narti istri Mas Tarjo tetangga sebelah, sumur adalah segala-galanya. Hampir 90% waktu kami habiskan di seputar sumur dan MCK-nya itu. Suami kami masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Bedanya kalau suamiku, Mas Naryo, seharian siang dia nggak ada di rumah, sementara kalau Dik Narti seharian malamnya suaminya jaga gudang di Cakung.

Antara para suami kami praktis jarang jumpa berpapasan karena waktu kesibukkannya yang terbalik. Sementara kami para istri juga kesibukan melayani suaminya jatuh pada waktu yang berbeda pula. Sebagai suami istri muda, Dik Narti baru keluar dari kamarnya menuju ke sumur baru sekitar jam 11 siang. Tentu dia harus siap melayani berbagai kebutuhan suaminya yang baru pulang setiap jam 6 pagi itu.

Dan aku sendiri sebagaimana yang lain bercengkerama dengan suamiku pada malam harinya sepulang dari pekerjaannya. Kemungkinan penyimpangan hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya salah satu dari pasangan di antara kami ada yang sakit atau bepergian atau karena sebab yang lain. Suasana seperti itu juga terjadi di keluarga tetangga sekitar kami. Pada pagi hari rata-rata sepi. Anak-anak mereka pergi kesekolah dan para suami hampir seharian penuh mencari sandang pangan.

Telah 5 hari Dik Narti pulang ke desanya dengan maksud menjemput adiknya untuk diajak membantu di Jakarta. Ku lihat Mas Tarjo menyiapkan sendiri segala kebutuhan sehari-harinya yang mulai dia lakukan sekitar jam 10 atau 11 pagi, seusai tidur sepulang jaga malam. Dia mencuci pakaiannya, membersihkan rumah, mencuci perabot dapur dan sebagainya. Mau tidak mau aku sering berpapasan di seputar sumur yang memang kami pakai berdua keluarga.

Walaupun begitu kami jarang saling bicara. Aku lebih senang begitu. Aku takut omongan tetangga yang gampang usil. Mas Tarjo hampir seharian selalu berpakaian minimum dengan alasan udara Jakarta yang panas. Tanpa “ewuh pekewuh” dia selalu hanya bercelana pendek dan melepas bajunya. Aku suka mencuri pandang. Postur tubuhnya yang cukup tinggi nampak kekar berotot, sesuatu hal yang memang diperlukan untuk tugas semacam penjaga gudang dan semacamnya.

Pagi itu aku sedang masak di dapurku yang sempit.ceritafans.blogspot.co.id Panasnya udara Jakarta memaksa aku sendiri mondar-mandir di dapur dan sumur hanya menggunakan kutang dan kain yang kuikatkan se-enaknya ketika tiba-tiba Mas Tarjo muncul di pintu. “Mbakyu Larsih, aku mau minta tolong sedikit, nih”, sambil terus nyelonong memasuki rumahku. Aku kaget, mau apa dia. Kulihat wajahnya kemerahan dengan matanya yang seperti kucing lapar melihat ikan asin menatap mataku.

Aku merasakan sesuatu yang nggak begitu enak. Adakah yang sangat penting sehingga dia harus masuk ke rumahku tanpa permisi lebih dahulu? Antara khawatir dan ingin menolong tetanga aku bangun berdiri mengikuti langkahnya, “Ada apa, Mas Tarjo?”, aku melihat matanya yang semakin menakutkanku, “Jangan marah, ya Mbak. Masalahnya aku bener-bener nggak tahan, nih. Dik Narti kan sudah 5 hari pulang kampung.

Aa.. kkuu.., mm.. maaf.., ya, mbak, tadi pagi saat pulang jaga malam aku mendengar mbak dan Mas Naryo masih ada di kamar sedang asyik masyuk”. Deg, hatiku. Kenapa Mas Tarjo teganya ngomong begitu padaku. Aku nggak sempat berpikir lebih jauh saat dengan serta merta dia meraih tubuhku dengan tangannya yang kuat membungkam mulutku kemudian beringsut merebahkan aku ke kasur kamarku yang memang hanya terpisah oleh dinding gedek dapurku.

Dengan sigapnya dia jejalkan gombal dari kantongnya ke mulutku yang aku rasa telah dia siapkan sebelumnya. Kemudian dengan kekuatan ototnya ditelikungnya tanganku untuk dia ikatkan ke ranjangku. Aku langsung dilanda ketakutan yang amat sangat. Aku ingat suamiku, ingat sanak keluargaku. Mungkinkan Mas Tarjo mau membunuhku? Tetapi justru ketakutanku itulah yang membuat aku lemas dan langsung menyerah.

“mbak Larsih nggak usah takut, aku nggak akan nyakitin mbak, kok. Aku hanya perlu sebentar saja. Aku sudah pengin banget, nih. Tadi pagi saat Mas Naryo menyetubuhi mbak Larsih aku ngintip dari balik dinding”, dia berbisik dengan tajam ke telingaku untuk meyakinkan bahwa aku nggak akan disakitinya, “Aku nggak tahan, mbak, tolongin aku, Mbak..”, dia langsung merangsek buah dadaku dengan buasnya. Aku melawan karena hal semacam ini tak pernah sama sekali terbit dalam pikiranku dan bayanganku.

“Aku nggak tahan bener, mbak.. Tolongin aku, mbak..”, kini ketiakku dia ruyaki sambil menyedoti dan menciumi habis-habisan. Dengan tanganku yang terikat sisa tenagaku sama sekali nggak sebanding dengan penjaga gudang berotot ini. Dengan kasar penuh nafsu kain penutup tubuhku dia tarik dan lepasi dengan mudahnya. Tangannya yang kasar dan kokoh itu langsung mengelus-elusi pahaku. Kemudian dengan cepat juga jari-jarinya menyeruak kekemaluanku.

Aduh, nggak pernah terpikir olehku akan ada lelaki selain suamiku yang menyentuh barang kehormatanku ini. Aku tidak begitu saja bisa menerima kenyatan ini. Aku menangis pilu walaupun hanya air mataku saja yang menampakkan tangisku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sebagai tanda penolakanku akan perbuatan Mas Tarjo ini. Aku anggap dia sudah berlaku sangat tidak menghormati aku, suamiku, keluargaku.

Aku sangat takut akan aib yang akn menimpa kami. Tetapi Mas Tarjo terus membisiki aku, “Tenang mbak Larsih, nggak apa-apa. Jangan takut, nggak ada yang bakalan tahu. Hanya kita berdua saja yang tahu. Aku berjanji untuk seumur hidupku hanya akan menjadi rahasia kita berdua saja”.ceritafans.blogspot.co.id Benarkah? Penjaga gudang ini ternyata memang lihay. Benar atau tidak kata-katanya itu ternyata mampu memberikan aku kesejukkan, setidak-tidaknya melerai rasa takutku akan kemungkinan dia melukai atau menyakiti tubuhmu.

Seakan aku memiliki pilihan, melawan dengan risiko dia akan bertindak brutal dengan menyakiti aku atau menyerah pasrah dengan risiko aku harus mengikuti dan memenuhi permintaannya. Dan menyadari akan keterbatasanku saat ini pilihan kedua akan memberikan padaku keselamatan fisikku. Hal-hal lain soal nantilah, yang penting aku selamat lebih dahulu.

Kini aku mulai merasakan secara rinci apa yang sedang dan kemungkinan akan dia lakukan padaku. Jari-jarinya yang terus menari-nari di kemaluanku terasa sangat menggelikan saraf-saraf peka birahimu. Aku mulai merasakan kenikmatan. Aku merasakan jari-jari Mas Tarjo sangat pintar membangkitkan kehausan birahiku.

Melihat aku bersikap menyerah dan pasrah dia semakin ganas melumati ketiak yang kemudian melata bergeser ke leherku kemudian juga ke tepian kupingku.

“mbak Larsih, mbak sangat cantik sekali. Aku tadi pagi mengintip mbak yang sedang digauli Mas Naryo, oh, mbak.., aku nggak tahan melihat wajah mbak yang menggelinjang menerima kenikmatan dari Mas Naryo. Sekarang mbak mesti nyobain kenikmatan dari aku, ya, mbak?”. Kemudian dengan pelan tetapi pasti Mas Tarjo membelah selangkanganku. Dia menempatkan tubuhnya tepat di antara selangkanganku. Dan dengan sekejab aku merasakan sesuatu yang hangat panas mendesak-desaki kemaluanku. Aku sudah tahu, itu penisnya.

Rasa pasrah dan menyerahku hanya memberikan aku satu pilihan, nikmatilah. Dan aku mencoba mencari kenikmatannya. Saat Mas Tarjo terus mendesakkan penisnya dengan cara mendorong menaik-turunkan tubuhnya memompakan penisnya ke kemaluanku dengan refleks yang aku miliki aku menjemputinya.

Aku memutar-mutar bokongku kemudian menaik turunkannya untuk menjemput penisnya. Aku merasa mulai gatal di lubang vaginaku. Aku merasakan mulai mengalirnya cairan birahiku. Dan itu juga langsung diketahui oleh Mas Tarjo yang semakin cepat dan keras mendesakkan penisnya ke kemaluanku.

Dan tanpa ayal lagi, akhirnya seluruh batangan penis Mas Tarjo tenggelam dilahap kemaluanku. Hoohh.., aku tidak menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan yang sangat luar biasa di pagi hari ini. Penis Mas Tondi yang berada dalam terkaman vaginaku keluar masuk menggelitiki dinding-dinding peka vaginaku. Aku menggelinjang, mendesah dan merintih lirih. Aku ikut memompa mengimbamgi pompaan Mas Tarjo.

Mas Tarjo menatapku sesaat sementara penisnya terus memompa vaginaku. Kemudian dia lepaskan sumpal mulutku untuk selanjutnya dia daratkan bibirnya ke bibirku. Kami saling melumat. Aku merasa sangat kehausan. Lepas dari sumpal itu sungguh melegakan. Dan kini sikapku adalah ingin memberikan sepenuhnya kepuasan kepada Mas Tarjo. Aku sudah memasuki gerbang nafsuku sendiri. Aku juga ingin meraih madunya paksaan dan pemerkosaan dia atasku. Aku melumat habis-habisan mulutnya. Aku hisap-hisap lidahnya, aku sedoti ludahnya. Aku mengerang dan meracau,

“Mas Tarjo, maafin aku, ya.., aku tadi takut banget.., Mas Tarjo, uuhh.. Penismu ennaakk banget.. Mas Tarjo, maafin mbak Larsih, ya.. Mas Tondii.. teruszzhh.. ennhhaakk bangett..”, dan Tarjo terus memompakan penisnya ke vaginaku dengan mantab sekali. Kami telah meraih irama persanggamaan bersama. Kami sedang mengejar kepuasan puncak dari persanggamaan ini.

Akhirnya tali yang mengikat tangankupun dilepaskannya. Kini tak ada lagi pemerkosaan. Yang ada adalah kesepakatan bersama untuk meraih puncak nikmat birahi. Keringat mulai membanjir dari tubuh-tubuh kami. Mas Tarjo menggenjot dan aku menjemput. Kakiku kunaikkan ke pundaknya hingga penis Mas Tarjo terasa mentok menyentuh rahimku. Nikmat yang kurasakan sungguh luar biasa. Dari penyebab awalnya dimana norma sopan dan adab tak lagi dijadikan batasan membuat aku juga bisa berlaku saenakku, kini kurenggut kepala Mas Tarjo. Kudekatkan ke wajahku dan kuenyoti bibirnya sambil kujambaki rambutnya. Vaginaku yang gatalnya semakin nggak ketulungan membuat aku jadi buas, binal dan liar tidak sebagaimana saat aku bersanggama dengan suamiku selama ini.

Aku menggelinjang-gelinjang dengan sangat hebatnya. Aku berteriak histeris tertahan sebagai wujud pelampiasan nafsu birahiku yang tak terkendali ini. Aku ingin dipuaskan sejadi-jadinya. Aku berguling. Dengan rambutku yang telah lepas terurai dari ikatannya dan dengan keringat yang semakin membasah mengucur dari tubuhku aku tumpakin tubuh Mas Tarjo. Aku desakkan habis-habisan vaginaku ke penisnya untuk menggaruk lebih keras kegatalan di dalamnya.

Aku sangat gelisah dan resah menunggu hadirnya orgasmeku. Setiap kali aku mendongak dan menyibakkan rambutku kemudian kembali menunduk histeris. Tangan-tanganku mencekal gumpalan dada Mas Tarjo hingga kuku-kukuku menancap dalam ke dagingnya. Rasa gatal yang sangat mendesaki vaginaku, aku tahu bahwa tak akan lama cairan birahiku akan tumpah ruah. Aku sudah demikian lupa diriku.

Akhirnya kami sama-sama mencapai kepuasan puncak kami. Cairan hangat yang menyemprot dari penis Mas Tarjo ke dalam vaginaku langsung disambut dengan muntahan berlimpah cairan birahi vaginaku. Aku langsung tersungkur sementara kedutan-kedutan penis Mas Tarjo belum sepenuhnya usai.

Aku masih melamun dalam penyesalan saat Mas Tarjo bangkit dari ranjangku. Dia mencium keningku dan berlalu. Kudengar bisikan terima kasih dari bibirnya. Saat aku ingin sekali lagi menangkap untuk mengecupnya dia telah hilang di balik pintu. Siang itu aku tidak masak. Rasa penat disekujur tubuhku membuat aku bermalasan sepanjang hari itu. Saat Mas Naryo pulang kulihat dia membawa bungkusan plastik di tangannya.

Dia membawa mie goreng dan fuyunghai kesukaanku. Seakan aku melupakan apa yang telah terjadi siang tadi kini aku duduk makan bersama suamiku dengan perasaan penuh galau. Pada Mas Naryo aku sampaikan keinginanku untuk beberapa waktu aku pulang mudik. Aku bilang sudah kangen sama sanak famili di Salatiga. Mas Naryo menatap aku, menatap mataku. Dia berusaha membaca relung hatiku. Dia setuju aku pulang. Dia menyadari bahwa aku masih dalam proses adaptasi dalam menyelami kehidupan Jakarta. Dia akan menjemputku saat kembali ke Jakarta nanti.

Rupanya permintaanku pulang dia sambut dengan sebuah rencana yang memberikan kejutan bagiku. Sesudah barang tiga minggu dengan penuh rindu aku menunggu jemputan Mas Naryo, dia menelponku. Dia bilang bahwa tidak bisa datang menjemputku karena kesibukkan di kampusnya. Tetapi dia telah mengirimkan 5 lembar tiket Garuda yang bisa aku ambil di kantor Garuda Semarang. Dia minta supaya aku mengajak serta kedua orang tuaku dan 2 orang adikku yang sedang liburan sekolah. Sesuai dengan hari yang ditetapkan Mas Naryo menjemputku di bandara Sukarno Hatta dengan sebuah Kijang baru. Aku heran ternyata Mas Naryo bisa menyopir mobil sendiri.

Dan kejutan yang paling hebat dari Mas Naryo adalah saat mobil Kijang ini tidak meluncur ke rumah yang kukenal sebagai rumah kami selama ini. Melalui jalan tol Jagorawi Mas Naryo membawa mobilnya ke kompleks perumahan dosen di Cibubur. Kami memasuki rumah baru kami yang besar dan luas. Segala barang-barang dari rumah lama telah dipindahkan seluruhnya ke rumah baru ini.

Aku melihat bagaimana orang tuaku dan adik-adikku menyambut gembira atas limpahan rejeki dan rahmat kepada kami. Di depan mereka Mas Naryo merangkul aku dan mencium pipiku yang kusambut dengan sepenuh hangat hatiku. Aku membulatkan tekadku untuk sepenuhnya mengabdi dan mendukung segala usaha dan karier Mas Naryo suamiku.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Pengalaman Party Sex Ayam Kampus Dengan Gadun

Ruang Slot - Pengalaman Party Sex Ayam Kampus Dengan Gadun

Seorang temanku, namanya Dimas Manoppo, dia menghubungiku di handphone. Dia lagi berada di hotel Menteng di Jalan Gondangdia lama bersama dua orang ceweknya. Memang dia pernah janji padaku mau mengenalkan pacarnya yang namanya Felicia itu padaku, dan sekarang dia memintaku datang untuk bertemu dengan mereka malam ini di sana.

Dalam perjalanan ke sana aku teringat dengan seorang cewek yang namanya Felicia juga. Lengkapnya Felicia Monica. Sudah setahun ini kami tidak pernah bertemu lagi, tapi masih sering menghubungi via telepon, terakhir kali aku menghubungi dia waktu ulang tahunnya tanggal 29 September, dan kukirimi dia kado ulangtahun. Dia adalah orang yang pernah begitu kusayangi. Dalam hatiku berharap semoga dia menjadi isteriku. Wajahnya mirip artis Dina Lorenza, tinggi 170 cm, kulitnya sawo matang.

Pokoknya semua tentang dia ini oke punya lah. Ibunya orang Jawa, sedangkan bapaknya dari Sulawesi selatan. Dia sendiri sejak lahir sampai besar menetap di Jakarta bersama orangtuanya. Dulunya kami bekerja di satu perusahaan, Felicia ini accountingnya kami di kantor, sedangkan aku bekerja diatas kapal. Setiap pulang dari Jepang, sering kubawa oleh-oleh untuk dia. Tetapi salah satu point yang sulit mempersatukan kami adalah soal agama.

Terakhir yang kutahu tentang Felicia ini dia batal menikah dengan cowoknya yang namanya Adhi itu. Handphone-ku berbunyi lagi, rupanya dari Dimas, mereka menyuruhku masuk ke dalam kamar 310, disitu Dimas bersama dua orang ceweknya. Aku disuruh langsung saja masuk ke kamar nanti begitu tiba di sana. Aku tiba di sana pukul sembilan tiga puluh malam dan terus naik ke atas ke kamar 310. 

Seorang cewek membuka pintu buatku dan cewek itu hanya bercelana dalam dan BH saja, dan aku langsung masuk. Rupanya Dimas sedang main dengan salah seorang ceweknya itu, keduanya sama-sama telanjang dan lagi seru-serunya berduel. Terdengar suaranya si cewek ini mendesah dan mengerang kenikmatan, sementara Dimas mencium wajahnya dan lehernya. Aku berpaling pada cewek yang satu lagi ini yang memandangku dengan senyuman manis. “Oom Errol ya..?” tegurnya sambil duduk di atas tempat tidur yang berada di sebelahnya. Aku hanya mengangguk dan membalas senyumnya.

Bodynya boleh juga nih cewek, hanya sedikit kurus dan imut-imut.

“Namanya siapa sich..?” tanyaku.

“Namaku Celine, Oom buka aja bajunya.” Lalu aku pun berdiri dan membuka bajuku, dan kemudian menghampirinya di atas ranjang dan menyentuh punggungnya, sementara Celine ini terus saja menonton ke sebelah. Si cewek yang lagi ‘dimakan’ Dimas rupanya mencapai puncak orgasmenya sambil menggoyang pinggulnya liar sekali, menjerit dan mendesah, dan kemudian Dimas pun keluar. 

Asyik juga sekali-sekali menonton orang bersenggama seperti ini. Sementara keduanya masih tergeletak lemas dan nafas tersengal-sengal, si Celine ini berpaling kepadaku dan aku pun mengerti maksudnya, dan kami pun mulai bercumbu, saling meraba dan berciuman penuh nafsu. Kini berbalik Ricky dan ceweknya itu yang menonton aku dan Celine main. Secara kebetulan aku balik berpaling kepada Ricky dan ceweknya itu, dan betapa kagetnya aku melihat siapa cewek yang bersama Ricky itu. 

Masih sempat kulihat buah dadanya dan puting susunya sebelum cepat-cepat dia menarik selimut menutupi badannya. Aku langsung jadi ‘down’ dan bangun berdiri, dan menegur Ricky sambil memandang si cewek itu yang masih terbaring. Dia pun nampaknya begitu kaget, untung saja Ricky tidak melihat perubahan pada air wajahnya. 

“Hi Ricky.., sorry aku langsung main tancap nich.” kataku, Ricky hanya tertawa saja padaku. “Gimana Roll, oke punya?” tanya Ricky sambil melirik Celine yang masih terbaring di ranjang. “Excellent..!” jawabku sambil berdiri di depannya tanpa sadar bahwa aku lagi telanjang bulat dan tegang. “Roll, kenalkan ini cewekku yang kubilang si Felicia itu,” ucap Ricky sambil tangannya berbalik memegang kepalanya Felicia.

Segera aku menghampirinya dan mengulurkan tanganku yang disambut oleh cewek itu. Kami berjabat tangan, terasa dingin sekali tangannya, dan dia menengok ke tempat lain, sementara aku menatapnya tajam. Untunglah Ricky tidak sadar akan perubahan diantara aku dengan cewek ini. Lalu si Felicia ini bangun sambil melingkari tubuhnya dengan handuk, kemudian berjalan ke kamar mandi diiringi oleh tatapan mataku, melihat betis kakinya yang panjang indah itu yang dulu selalu kukagumi.

Tidak sadar aku menarik nafas, terus Dimas mempersilakan aku dan Celine kembali melanjutkan permainan yang tertunda itu. Kami kemudian melakukan foreplay sebelum acara yang utama itu. Kulihat sekilas ke sebelah, Felicia sudah balik dari kamar mandi dan memperhatikan aku dan Celine yang sedang bertempur dengan seru, Celine mengimbangiku tanpa terlalu berisik seperti Felicia tadi. Celine mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar dan kusodok lubang vaginanya dengan penuh semangat.

Maklumlah, dua bulan di laut tidak pernah menyentuh wanita sama sekali. Sampai akhirnya kami berdua pun sama-sama keluar, aduuh.. nikmatnyaa… Kuciumi buah dada yang penuh keringat itu dan bibir-bibirnya yang tipis itu, kulitnya benar-benar bersih mulus dan akhirnya kami terbaring membisu sambil terus berpelukan mesrah dan tertidur. Waktu itu sudah jam dua belas tengah malam. Ketika aku terbangun, rupanya Celine tidak tidur, dia malah asyik memandangiku. Kulihat ke sebelah, Dimas dan Felicia masih terlelap, hanya selimutnya sudah tersingkap. Dimas tidur sambil memeluk Felicia dan keduanya masih telanjang bulat.

Paha Felicia yang mulus sexy itu membuatku jadi terangsang kembali dan terus saja memandangnya dari jauh. “Dia cantik ya..?” lalu Celine berbisik padaku, aku hanya mengangguk kepala. “Cantik, sexy.. tapi milik banyak orang..” tambah Celine lagi. “Dia temanmu kan..?” “Kita satu fakultas dulu, dan sama-sama wisuda, setahu gua dia dulunya nggak suka main sama laki, tapi dia melayani tante-tante senang yang suka nyari mangsa di kampus.” 

“Maksud kamu Felicia itu lesbian..?” “Yah gitu lah, tapi dia juga pacaran waktu itu, terakhir dulu gua dengar dia lama main ama orang cina dari Hongkong.” “Bisa jadi dia pernah lesbong, soalnya liat tuh puting susunya udah besar dan panjang lagi, kayak ibu-ibu yang pernah menyusui.” kataku. “Pak Dimas ini cuman salah satu dari koleksinya, dia juga suka main ama orang bule dari Italy, terus dia juga ada main sama Pak XXX (orang penting).”

“Celine kok tau semuanya..?”

Soalnya gua sering jalan bareng dia, kalo dia dapat order sering dia bagi-bagi ama gua, orangnya paling baik juga sosial ama temen.” sambung Celine lagi. Sementara Celine tidak tahu kalau aku dan Felicia juga sudah lama kenal. Tiba-tiba Felicia menggerakkan badannya membuat bagian perutnya yang tadinya terselimut kini terbuka, gerakannya itu membangunkan Dimas yang melihat buah dadanya begitu menantang langsung mulutnya beraksi, dari buah dada Felicia turun terus ke bawah membuka lebar pahanya Felicia dan menjilati bibir vaginanya.

Aku langsung bangun dan menghampiri ranjang keduanya dan memperhatikan dari dekat Dimas menjilati bibir kemaluan Felicia dan menguakkannya. Nampak lubang kemaluan Felicia yang memerah terbuka cukup besar. Sementara bulu kemaluannya kelihatan seperti dicukur bersih, licin seperti vagina seorang bayi. Melihatku memperhatikannya dengan serius, Dimas lalu bertanya. “Kamu suka Roll..? Kita tukaran aja sekarang, aku ama Celine.” Lalu Dimas bangun dan pindah ke ranjang sebelah, dan aku segera menggantikan tempat Dimas tadi, tapi betapa terkoyaknya hatiku saat itu.

Benar-benar tidak pernah kukira akan mengalami pertemuan kembali yang begini dengan Felicia. Aku berbaring sambil mendekap tubuhnya pelan-pelan, seolah takut jangan sampai dia terbangun. Mulutku melahap buah dadanya, menghisap puting susunya yang besar dan panjang itu, tanganku pelan turun ke bawah mengusap selangkangannya, terus memegang vaginanya sambil mencium pipinya, mengulum bibir-bibirnya. Felicia mendesah dan menguap sambil menggerakkan badannya, tapi tidak bangun. Aku pun terus melanjutkan aksiku.

Ketika dia berbalik tertelungkup, segera kupegang pantatnya dan menguakkannya. Nampaklah lubang duburnya yang sudah terbuka itu, merah kehitam-hitaman, kira-kira berdiameter satu senti. Tapi betapa hatiku begitu penuh kasih padanya, pelan-pelan lidahku menjulur ke lubang pantatnya itu dan kujilati pelan-pelan. Tiba-tiba Felicia menggerakkan pantatnya, rupanya terasa olehnya sesuatu yang nikmat di pantatnya.

Aku terus saja menjilatinya, lalu dia merintih dan menarik napas panjang dan mendesah. “Aduuhh.. enak Dimas, terus Sayang.. lidahnya terus mainkan.., duuh.. enaakk..!” desahnya pelan sambil semakin kuat menggoyangkan pantatnya, sementara rudalku sudah tegang sekali. “Dimas.., jellynya.. jellynya dulu.. baru masukin yaa..!” Aku tidak tahu dimana jellynya, lalu kuludahi saja banyak-banyak sampai lubang duburnya itu penuh dengan ludahku dan kuarahkan rudalku ke arah sasarannya, dan mulai menyentak masuk pelan-pelan. “Aaacchh..!” dia mendesah.

Sekali hentak langsung masuk tanpa halangan, kudorong terus rudalku, tangan kananku melingkari lehernya. Dia menarik napas panjang sambil mendesah tertahan, sementara rudalku sudah semuanya masuk tertanam dalam liang pelepasannya yang cengkeramannya sudah tidak terasa lagi.

Tangan kiriku memainkan klitorisnya, sambil mencium pipinya kemudian melumat bibirnya. Berarti Felicia ini sudah biasa disodomi orang, hanya lubangnya belum terbuka terlalu besar. Aku mulai menarik keluar kembali dan memasukkan lagi, dan mulai melakukan gerakan piston pelan-pelan pada awalnya, sebab takut nanti Felicianya kesakitan kalau aku langsung main hajar dengan kasar. Aku tahu bila dalam keadaan normal seperti biasa, tidak akan pernah aku dapat menyentuh tubuhnya ini.

Selagi aku mengulum lidahnya itu, Felicia membuka matanya, terbangun dan kaget melihat siapa yang lagi menyetubuhinya. Felicia mau bergerak bereaksi tapi kudekap dia kuat-kuat hingga Felicia tidak mungkin dapat bergerak lagi, dan aku mulai menghentak dengan kekuatan penuh pada lubang duburnya yang memang sudah dol itu.

Batang rudalku masuk semua tertancap di dalam lubang duburnya dan masuk keluar dengan bebasnya menghajar lubang dubur Felicia dengan tembakan-tembakan gencar beruntun sambil mendekapnya kuat-kuat dari belakang meremas payudaranya dengan gemasnya dan mengigit tengkuknya yang sudah basah oleh keringatnya itu.

Secara reflex Felicia mengoyang pinggulnya begitu merasakan batang kemaluanku masuk, dan mendesah mengerang dengan suara tertahan. Keringat deras bercucuran di pagi yang dingin itu. Seperti kuda yang sedang balapan seru, dia merintih lirih diantara desahan napasnya itu dan mengerang.

Felicia semakin menggoyang pantatnya seperti kesetanan oleh nikmat yang abnormal itu. Sepuluh menit berlalu, lubang duburnya Felicia rasanya sangat licin sekali, seperti main di vagina saja. Dan Felicia meracau mendesah dan menjerit histeris, wajahnya penuh keringat yang meleleh.

Kubalikkan tubuhnya, kini Felicia sudah tidak melawan lagi, dia hanya tergeletak diam pasrah ketika kualasi bantal di bawah pantatnya. Dia mengangkat kedua kakinya yang direntangkan dan memasukkan lagi rudalku ke dalam lubang duburnya yang sudah terkuak itu.

Seluruh batang rudalku basah oleh cairan kuning yang berbuih, itu kotorannya Felicia yang separuhnya keluar meleleh dari lubang duburnya itu. Bagi orang yang tidak biasa dengan anal sex ini pasti akan merasa jijik.

Kini wajah kami berhadapan, kupegang kepalanya supaya dia tidak dapat berpaling ke kiri ke kanan. Dan kulumat-lumat bibir-bibirnya, sepasang gunung buahdadanya terguncang-guncang dengan hebatnya, lehernya dan dadanya basah oleh keringatnya yang bercampur baur dengan keringatku. Dan inilah yang namanya kenikmatan surga. Pipi-pipinya telah memerah saga oleh kepanasan.

Aku semakin keras lagi menggenjot ketika mengetahui kalau Felicia mau mencapai puncak klimaksnya. Seluruh tubuhnya lalu jadi mengejang, dan suaranya tertahan di ujung hidungnya, Felicia ini benar-benar histeris pikirku. Mungkin juga dia ini sex maniac. Felicia mulai bergerak lagi dengan napas yang masih tersengal-sengal sambil mendesah.

“Terus ung.. teeeruus.. aku mau keluar lagi..!” desahnya. Benar saja, Felicia kembali menjerit histeris seperti kuntilanak, seluruh tubuhnya kembali mengejang sambil wajahnya menyeringai seperti orang menahan sakit yang luar biasa. Butiran keringatnya jatuh sebesar biji jagung membasahi wajahnya, peluh kami sudah bercampuran.

Kupeluk erat-erat tubuhnya yang licin mengkilap oleh keringat itu sambil menggigit-gigit pelan daun telinganya agar dia tambah terangsang lagi. Akhirnya dia jatuh lemas terkulai tidak berdaya seperti orang mati saja. Tinggal aku yang masih terus berpacu sendiri menuju garis finish. Kubalikkan lagi tubuh Felicia tengkurap dan mengangkat pantatnya, tapi tubuhnya jatuh kembali tertelungkup saja, entah apa dia sangat kehabisan tenaga atau memang dia tidak mau main doggy style.

Kuganjal lagi bantal di bawah perutnya dan mulai menghajarnya lagi, menindihnya dari atas punggungnya yang basah itu. Tapi keringatnya tetap berbau harum. Napasnya memburu dengan cepatnya seperti seorang pelari. “Aduh.. aduuh.. aku mau beol.. nich.. cepeet dikeluarin.. nggak tahan nich..! Ituku udah mo keluar nich..!” desahnya. Dadanya bergerak turun naik dengan cepatnya.

Tapi aku tidak perduli, soalnya lagi keenakan, kutanamkan kuat-kuat batang kemaluanku ke dalam lubang pantatnya, dan menyemprotkan spermaku begitu banyaknya ke dalam lubang analnya itu. “Aduh.. aduuh.., aku mau beol.. nich.. cepeet nggak tahan nich.., udah mo keluar nich..!” desahnya. “Aaacchhh.. aach..!” Felicia menjerit lagi.

Ada dua menit baru kucabut batang kemaluanku. Dan apa yang terjadi, benar saja kotorannya Felicia ikut keluar bersama rudalku, dan menghambur padaku. Terasa hangat kotorannya yang mencret itu. Hal itu juga berhamburan pada seprei tempat tidur. Praktis kami berenang di atas kotoran tinjanya yang keluarnya banyak sekali itu.

Sementara aku lagi menikmati orgasmeku, kudengar suaranya Felicia seperti orang yang sedang sekarat, dan napasnya mendengus. Anehnya aku sama sekali tidak merasa jijik, walaupun aku dengan sudah belepotan oleh tinjanya. Kami tetap saja berbaring diam sambil terus berpelukan. Napasnya masih tersengal-sengal.

Dadanya bergerak naik turun seperti orang yang benar-benar kecapaian. Kucium pipinya yang basah oleh keringatnya, dan menjilati keringat di lehernya yang putih mulus itu. Batinku terasa puas sekali dapat mencicipi tubuh indah ini, walaupun dia ini hanya seorang pelacur saja. Felicia pun tetap berbaring diam tidak bergerak walaupun semua bagian bawah tubuhnya sudah berlumuran oleh tinjanya.

Dia sepertinya sudah seperti pasrah saja atas semua yang sedang terjadi pada dirinya. Bola matanya menatap kosong ke dinding kamar. Aku membalikkan kepalanya agar menatapku, terus kuhisap bibirnya pelan dan mencium di jidatnya. Tampak senyum di wajahnya, dia seperti senang dengan sikapku ini. Dia menatapku dengan wajah sayu dan letih. “I love you Felicia..” ucapku tanpa sadar.

Dia hanya mendengus, menggerakan hidungnya yang mancung itu sambil bola matanya yang hitam bening itu menatapku tajam. Kucium lagi pipinya. “Felicia.., dari dulu aku tetap cinta kamu..” bisikku di telinganya. “Walaupun harus hidup dengan berlumuran tinja seperti ini..?” jawabnya seperti menyindirku.

“Kita mesti keluar dari kubangan tinja ini Felicia..,” kataku, “Kita bersihkan tubuh kita dan kita memulai hidup kita yang baru.” Dia tidak menjawab, malah mendorongku ke samping dan dia melompat bangun bergegas menuju kamar mandi diiringi suara ketawa dari Dimas dan Lani. Sisa-sisa kotoran di bokong pantatnya itu mengalir turun di paha dan betis kakinya dan ruangan itu telah dipenuhi oleh bau kotoran yang keluar dari dalam perutnya Felicia ini.

Aku pun berlari ke kamar mandi dan membantu Felicia membersihkan badannya dengan air dan bantu dia menyirami tubuhnya dan menyabuni seluruh tubuhnya sampai ke selangkang dan kemaluannya terus sampai pada lubang pantatnya semua kusabuni dan kubilas sampai benar-benar bersih. Barulah kemudian aku mandi. Felicia nampaknya senang dengan perlakuanku yang mengistimewakan dirinya itu, dan dia pun membantuku mengelap badanku dengan handuk.

Kemudian kami kembali ke kamar, aku menarik keluar seprei yang telah penuh dengan kotoran itu, membungkusnya dan melemparnya ke kamar mandi. Felicia duduk di kursi mengawasiku bekerja sambil senyum-senyum malu. Aku menatap tubuhnya yang tinggi atletis ini dengan penuh rasa pesona dan syukur.

Namun sama sekali tidak kusanga bahwa nanti dalam waktu yang tidak lama lagi dia akan menjadi isteriku. Dan sedikitpun aku tidak menyesal memperisteri Felicia, sekalipun dia itu hanyalah seorang bekas wanita nakal, bekas ayam kampus. Kami kembali lagi ke atas tempat tidur dan berusaha untuk tidur, padahal hari sudah pagi.

Kami tidur berpelukan. Dia menyembunyikan kepalanya di dalam dadaku yang sedang bergemuruh dengan hebatnya itu, dan kami terlelap dalam tidur. Aku hanya dapat tertidur beberapa saat saja, kemudian sudah terbangun lagi, di sampingku Felicia masih tertidur lelap, mungkin sebab saking capeknya dia ini.

Pelan aku bangun untuk duduk sambil memperhatikan dia dalam ketidurannya, di bibirnya tersungging senyum, sepertinya dia merasa bahagia dalam hidup ini. Rambutnya yang lebat hitam panjang itu tergerai di atas bantal. Pelan kusingkap kakinya hingga terbuka lebar, dan tanganku mengusap pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu.

Benar-benar merangsangku paha mulus yang bersih ini. Menguakkan bibir vaginanya yang telah ke biru-biruan itu pertanda bahwa dia telah banyak sekali melakukan persetubuhan. Dan kulihat lubang vaginanya yang telah terbuka menganga seperti lubang terowongan turun ke dalam rahimnya.

Lalu kujulurkan lidahku untuk membuka vaginanya itu dengan penuh perasaan. Kujilati juga klitorisnya, membuatnya jadi tergerak mungkin oleh rasa enak di klitorisnya itu. Tapi hanya sampai disitu saja. Aku tidak tega untuk membangunkannya dari kelelapan tidurnya yang manis itu. Siangnya kami checked out dari Hotmen itu.

Dalam mobil aku dan Felicia duduk di belakang. Dia tidak pernah berbicara sampai kami tiba di depan rumahnya Celine di Tebet timur, keduanya turun di sini, padahal Felicia rumahnya di jalan Kalibata utara. Setelah berlalu dari situ, aku bertanya kepada Dimas kenapa tidak membayar keduanya. Dimas bilang biasanya uangnya itu di transfer ke rekening keduanya masing-masing. Dan esoknya hari Senin aku mentransfer uang ke rekening Felicia sebesar lima ratus ribu rupiah. Kenangan manis yang tidak terlupakan bagiku.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.

Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Intan Anak Kost Belakang Yang Memuaskan Napsuku

Ruang Slot - Intan Anak Kost Belakang Yang Memuaskan Napsuku

Aku Rahmat mahasiswa di Kampus X di jogja, berasal dari keluarga sederhIntan di kota di luar jogja, Di jogja ini aku tinggal ngekos di sebuah dusun dekat dengan kampus dan rata-rata rumah disini memang dijadikan kos-kosan, baik untuk putri maupun putra.

Kosanku berada didaerah bagian belakang dusun dan dibagian depanku ada kos putra, disamping ada kos putri, dan di belakang ada kos putri yang dihuni 7 orang. Yang akan aku ceritakan disini adalah pengalamanku dengan penghuni kos putri yang berada di belakang kosku.

Singkat cerita aku dan penghuni kos putra yang lainnya memang sudah kenal dan lumayan akrab dengan penghuni kos putri belakang, jadi kalau ada yang perlu bantuan tinggal bilang saja. Aku sering sekali main ke kosan putri itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol saja diruang tamunya, itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja aku sendiri yang angkatan tua yang nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Saking seringnya aku main ke kosan belakang, ke-7 cewek penghuninya sudah sangat terbiasa dengan kehadiranku Disana, dan ada satu orang cewek bernama Intan, tingginya sekitar 165cm, beratnya sekitar 50kg, kulitnya kuning, ukuran Branya mungkin cuma 34A, pernah sehabis mandi masih dengan balutan handuk sejengkal diatas lutut dia lewat didepanku dengan santainya.

Aku yang masih sangat normal sebagai lelaki sempat melongo melihat pahanya yang mulus ternyata, dan dia cuek aja tampaknya. Sampai suatu hari, sewaktu liburan UAS sekitar menjelang sore saat aku datang ke kosan belakang seperti biasa, Disana hanya ada Intan sendiri, dia memakai daster bunga-bunga tipis selutut, dia sedang didepan komputer dikamarnya yang terbuka pintunya, kupikir dia lagi mengerjakan tugas.

“lagi ngapain, tan? Yang laen kemana?” tanyaku didepan pintu, 
“eh Mas Rahmat, lagi suntuk nih, lagi ngegame aja, yang laen kan mudik mas, trus Mbak rina kan KKN pulangnya malem terus” jawabnya sambil masih memainkan mousenya “masuk sini mas”.
“ emang kamu ga mudik juga tan?”
“aku kan ngambil SP mas, males klo harus ngulang reguler” jawabnya.
“lagi ngegame apa sih?” tanyaku lagi
“ini nih maen monopoly, abis yang ada cuma ini” sambil merubah posisi kakinya bersila dan sempat memperlihatkan pahanya, akupun melongo lagi di sajikan pahanya itu, sampai akhirnya dia sadar dan sambil menutup pahanya dia bilang
“hayo ngliatin apa?”“eh ngga, ga liat apa-apa” jawabku gelagapan
“hayooo ngaku, pasti nafsu ya, dasar cowo” dia bilang
“yeee jangan cowo aja donk yang salah, yang bikin nafsu kan cewe” kataku membela diri
“wuuu ngeles aja” dia bilang sambil melanjutkan gamenya tadi, “eh mas punya film ga? BT nih”
“film apa ya? Yang di tempatku kan dah di tonton semuanya” jawabku
“yaaah apa aja deeeh” dia memohon“apa dong, ya emang udah ga ada lagi, ada juga bokep tuh klo mau”
“mau dong mas mau” dia bilang, dan aku kaget mendengar itu langsung bilang
“beneran nih, nanti kepengen repot lagi”
“udah sana ambilin, aku iseng ni mas”
“tapi nontonnya bareng ya” kubilang
“iihh ga mau ah, nanti malah mas Rahmat pengen, bisa diperkosa aku”
“ga bakalan atuh sampe kaya gitu, mau diambilin ga niy? Tapi nonton bareng ya”
“iya deh, ambil sana” pintanya.Secepatnya aku lari ke kos lalu mengcopy bokep yang ada di komputer dikamarku, aku copy yang bagus-bagus saja, kemudian setelah selesai aku langsung berlari ke kamar Intan dan menyerahkannya.

Intan pun langsung mengcopy yang ada di flashdiskku.Kamipun menontonnya, aku duduk berada disebelah kirinya, dan dia duduk sambil memegang bantal. Kami tak ada bicara saat film itu dimulai. Baru beberapa menit menonton, aku mulai horny karena baru kali ini aku nonton bokep sama cewek yang bukan pacarku berdua saja, kontan saja akupun agak-agak salah tingkah berganti-ganti posisi duduk demi menutupi kontolku yang sudah berdiri tegang. 

Tak berapa lama sepertinya diapun mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak berat seperti ada yang ditahan, duduknya pun mulai berganti posisi dan sekarang bersila sambil memeluk bantalnya itu. Seandainya aku yang jadi bantalnya, hmmmmm. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya“kenapa, tan? hayoo”

“apaan sih, ga kenapa-napa ko, mas tuh yang kenapa dari tadi gerak-gerak terus?” dia merengut
“ yahhh, namanya juga nonton bokep tan, nontonnya sama cewek manis berdua aja lagi” kubilang
“emangnya kenapa klo nonton ma cewek berdua aja”, sepertinya dia memancingku
nekad saja aku bilang“ya, jadi kepengen lah jadinya”
“tuuh kan bener yang aku bilang tadi” Dia melanjutkan
“ mas Rahmat suka ya begituan?”

Dan aku jawab asal“ya sukalah, enak sih”
“lah kamu sendiri suka nonton bokep ya? Dah dari kapan? Jangan-jangan kamu juga udah lagi?” langsung aku cecar saja sekalian
“iihhh, apaan sih” dia bilang,
“udahhh ngaku ajah, udah pernah kan?kalo udah juga ga papa, rahasia aman kok, hehe” aku cecar terus
“mmmm tau ah” dia malu tampaknya, kemudian dia mengalihkan dan bertanya
“mas Rahmat klo begituan suka jilatin kaya gitu mas” sambil menunjuk adegan cowok lagi jilatin memek cewek
“iya, suka, di oral juga suka, kenapa? Pengen ya hehehe”
“ihhhh orang cuma nanya” jawabnya malu-malu
“kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu tan?”

“belom lah,aku sebenernya pernah ML 2 kali, tp cowokku ga pernah tuh ngejilatin ‘itu’ku, aku terus yang disuruh isepin ‘anu’nya “ akhirnya dia ngaku juga
“ wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen, hehe”
“wuuu sana ma pacarmu sana” katanya
“pacarku kan jauh tan” jawabku

Aku langsung bergeser merapatkan diri disamping dia“ tan, mau aku jilatin memeknya ga?” aku langsung aja abis udah ga tahan. Dia diam saja, aku cium pipinya diapun menghadapkan mukanya kearahku, aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan kamipun berciuman dengan sangat bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba toketnya, diapun melenguh “mmmh” sambil tetap berciuman.
“tan, udah lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu” kataku“aku juga mas, aku kan sering mancing mas Rahmat, tapi mas kayanya ga ngerasa” dia bilang
“ihh pake mancing-mancing segala, kan tinggal ajak aja aku pasti mau”
“yeee masa aku yang ajak” katanya manja sambil menggelayutkan tangannya dileherku
“berarti boleh dong memeknya aku jilat” sambil kuturunkan tanganku ke memeknya yang masih terbalut dasternya

“lom diijinin aja tangannya udah megang memekku nih” sambil tersenyum kemudian menciumiku. Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat dasternya hingga tanganku dan memeknya hanya dibatasi CD tipis saja. Intan sudah mulai memasukkan tangannya kedalam celana (saat itu aku hanya menggunakan celana boxer) dan CD ku sampai menyentuh kontolku dan kemudian mengelusnya lembut
“mmmhhh Intan sayang”Aku membuka kaosku lalu melepaskan dasternya sekalian hingga tersisa CD dan bra nya saja.
“kamu seksi tan”

“mas Rahmat juga kontolnya gede, Intan suka banget, Intan isep ya?”
“iya tan, aku juga ga sabar pingin memek km”

Akupun berdiri, Intan memelorotkan celana sekaligus CDku sampai kontolku seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya, Intan sedikit kaget saat melihat kontolku yang memiliki panjang sekitar 17cm

“mas, gede ih, pacarku ga segede ini kontolnya”Saat dia sudah membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya hingga berdiri

“sebentar sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?”
Intan mengangguk manyun
“kita 69 yuk sayang”Aku membuka tali bra nya dan lalu cdnya kuturunkan, terlihat bersih memeknya tanpa jembut.

“memek kamu bersih sayang”
“baru kemaren aku cukur mas, abis suka gatel kalo ada bulunya, mas suka ngga?”
“suka banget sayang” sambil kuciumi memeknya.Intan naik ke kasurnya dengan posisi telentang mengundangku, akupun naik dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya lalu mukaku didepan memeknya.

Aku mulai menjilati memeknya dengan lembut , Intan tanpa ragu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengocoknya perlahan“oughhh, mmmhhh Intan sayang” memek Intan terasa sangat legit aku menjilati klitorisnya yang kemerahan

“hmpffhhh….mmmpphhh” Intan melenguh
Sekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak tahan, aku mengubah posisiku berada di atas tubuh telentang Intan dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Memeknya sudah agak basah setelah oral tadi, aku menggesek-gesekkan kontolku sesaat“ohhhh, masukin masku sayang, Intan ga tahan lagi mmmmhhh”

Aku senang mendengarnya memohon minta di entot. Aku menekankan kontolku perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit, Intan menggigit bibirnya, dan akhirnya kontolku berhasil memasuki lubang senggamanya, sempit dan seret rasanya membuatku merasakan kenikmatan saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih mungkin karena lebih menantang.Aku memompa memeknya perlahan-lahan, Intan mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya mengarahkan memeknya. Aku genjot terus sambil kupeluk Intan dan menciumi bibirnya yang merah basah.

“mmh. Hmmpppf….sayang enak banget sayang, memek kamu sempit banget, kontolku kaya dipijet-pijet”“ he emh mas, oughhh terus mas, masukin terus mas, biar Intan jepit kontolnya, ahhhhh” bicaranya terengah-engah

Aku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam memeknya. Aku semakin cepat memompa liang senggamanya.“ahhh,,ohhhh, masku,,,ohh,,entot aku ohh..enak banget mas sayang, Intan pingin oohhhhh dientot mas terus, ayo ooougghhh” Intan sudah tak karuan omongannya saking menikmatinya.

15 menitan kami bercinta dalam posisi tersebut dan aku memintanya nungging untuk posisi doggy , Intan menurut saja, aku masukkan kontolku kememeknya lagi dan sekarang sudah agak lancar walaupun masih terasa sempitnya seperti memeras dan menyedot kontolku masuk. Aku memegang pantatnya yang mulus bersih sambil aku pompa tak terlalu cepat, Intanpun memajumundurkan memeknya hingga seperti akan menelan kontolku seluruhnya dan sangat nikmat rasanya.

Aku mempercepat genjotanku di memeknya, Intan sedikit berteriak kenikmatan
“auhh mas,, mmmhh terus mas, enak ahhh…kontol mas…oohhh sayang”
Nafasku semakin memburu dan bernafsu mendengar ocehannya itu membuat genjotanku menjadi sangat cepat

“sayang, aku kluarin dimIntan sayang…ah ah oughh”“didalem…argh aja sayang auuhhh ga papa, Intan juga mau keluar mmmhhh”

Genjotanku cepat sekali karena spermaku sudah tak tertahankan lagi mau keluar.
“arrrgghhh aku keluar sayanggg”

Dan saat itu juga tubuh Intan mengejang orgasme
“ahhhhhhh, aku juga ssssshh mas”Aku muntahkan spermaku dalam lubang memek Intan, aku memutar tubuh Intan dengan kontol masih tertancap di memeknya,aku memeluk dan menciumnya

“kamu hebat sayang, memek kamu hebat jepitannya”
“mas Rahmat juga”

Dia mengajakku ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kami, dengan masih telanjang kami keluar kamar dan menuju kamar mandi. Aku membersihkan seluruh tubuhnya dengan perasaan sayang yang luar biasa, dan diapun melakukan hal yang sama kepadaku.Setelah selesai membersihkan tubuh kami, kami kembali kekamarnya dan memakai kembali pakaian kami,saat itu dia bilang kepadaku
“makasih ya mas, udah ngasih kepuasan buat aku, enak banget ngentot sama kamu mas”
“sama-sama sayang, besok-besok lagi ya?”

“siap mas. Muachh” jawabnya sambil menciumkuAkupun kembali ke kosku dengan hati sangat senang dan saat ada kesempatan berdua kamipun melakukannya lagi. Atau saat sama-sama tidak tahan kami janjian ke hotel untuk memuaskan nafsu kami.

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.

Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot

Share:

Ku Ambil Keperawanan Gadis Tetanggaku

Ruang Slot - Ku Ambil Keperawanan Gadis Tetanggaku

Minggu sore hampiir pukul empat. Sesudah menonton CD Dewasa sedari pagi kemaluanku tak mau diajak kompromii. Sii adek keciil iinii keppingin segera disarungkan ke kemaluan wanita. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Isteriku pulang kampung sedari kemariin sampaii dua harii mendatang, kerana ada kerabat punya hajat meniikahkan anaknya. Anak tunggalku iikut mamahnya. Aqu mencoba menenangkan diri dgn mandi, lalu berbariing di ranjang. Namun kemaluanku tetap tak berkurang reaksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagiian ujungnya

Wah gawat gawat niih. Nggak ada sasaran lagii. Salahku sendiri uga sih nonton CD dewasa sehariian”, gumamku. Aqu bangkiit darii tiiduran menuju ruang tengah. Mengambiil segelas aiir es lalu menghiidupkan tape deck. Lumayan, tegangan sedikit mereda. Namun ketiika ada viideo kliip musiik barat sedikit seronok, kemaluanku kembalii berdenyut-denyut. Nah, beliingsatan sendiri jadinya. Sempat terpiikiir untuk jajan saja. Akan tetapi cepat kuurungkan. 

Taqut kena penyakiit kelamiin. Salah-salah biisa ketularan HIIV yg belum ada obatnya sampaii sekarang. Kuiingat-iingat kapan terakhiir kalii barangku terpakaii untuk menyetubuhi Isteriku. Ya, tiiga harii lalu. Pantas kiinii adek keciilku uriing-uriingan tak karuan. Soalnya dua harii sekalii harus nancap. “Sekarang miinta jatah..”. Sembari terus berusaha menenangkan diri, aqu duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yg belum tersentuh. Tiiba-tiiba piintu pagar berbunyii dibuka orang. Refleks aqu mengaliihkan pandangan ke arah suara. Ericha anak tetangga mendekat. 

“Selamat sore Om. Tante ada?”

 “Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampaii lusa. Ada apa?” 

“Wah giimana ya..” 

“Siilakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataqu ramah. ABG berusiia sekiitar liima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursii kosong sebelahku. 

“Nah, ada perlu apa dgn Tantemu? Mungkiin Om biisa bantu”, tuturku sembari menelusurii badan wanita yg mulaii mekar itu. 

“Anu Om, Tante janjii mau miinjemii tabloid terbaru..” 

“Tabloid apa siich?”, tanyaqu. Mataqu tak lepas darii dadanya yg terlihat mulaii menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis niih. 

“Apa saja. Pokoknya yg terbaru”. 

“Oke siilakan masuk dan piiliih sendiri”. 

Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalem. Dia sedikit ragu-ragu mengiikutii. Di ruang tengah aqu berhentii. 

“Carii sendiri di rak bawah monitor itu”, kataqu, kemudian membantiing pantat di sofa. 

Ericha segera jongkok di depan monitor membongkar-bongkar tumpukan tabloid di situ. Piikiiranku mulaii usiil. Kunontonii dgn leluasa badannya darii belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG umurnya. Piinggulnya padat beriisii. Bra-nya membayg di baju kaosnya. Kuliitnya putiih bersiih. Ah betapa asyiiknya kalo saja biisa meniikmatii badan yg mulaii berkembang itu. 

“Nggak ada Om. IInii lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. 

“Nggg.. mungkiin ada di kamar Tantemu. Carii saja di sana” 

Selama iinii aqu tak begitu memperhatiikan anak itu meskii seriing maiin ke rumahku. Namun sekarang, ketiika kemaluanku uriing-uriingan tiiba-tiiba baru kusadarii anak tetanggaqu itu iibarat buah mangga sudah mulaii mengkal. Mataqu mengiikutii Ericha yg tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tiidurku. Setan berbiisiik di teliingaqu, 

“iiniilah kesempatan bagii kemaluanmu agar berhentii berdenyut-denyut. Akan tetapi dia masiih keciil dan anak tetanggaqu sendiri? Persetan dgn itu semua, yg pentiing hasratmu terlampiiaskan”. 

Akhiirnya aqu bangkiit menyusul Ericha. Di dalem kamar kunonton anak itu berjongkok membongkar tabloid di sudut. Piintu kututup dan kukuncii pelan-pelan. 

“Sudah ketemu Er?” tanyaqu. 

“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. 

“Mau nonton CD bagus nggak?” 

“CD apa Om?” 

“Filemnya bagus kok. Ayo duduk di siinii.”

 Wanita itu tanpa curiiga segera berdiri dan duduk piinggiir ranjang. Aqu memasukkan CD ke VCD dan menghiidupkan monitor kamar. 

“Filem apa siih Om?” 

“Nonton saja. Pokoknya bagus”, kataqu sembari duduk di sampiingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh prasangka. 

“IIhh..”, jeriitnya begitu menonton iintro beriisii potongan-potongan adegan orang bersebadan. “Bagus kan?” “IInii kan Filem dewasa Om?!” 

“IIya. Kamu suka kan?” 

Dia terus ber-iih.. iih ketiika adegan syur berlangsung, namun tak berusaha memaliingkan pandangannya. Memasukii adegan kedua aqu tak tahan lagii. Aqu memeluk wanita itu darii belakang. 

“Kamu pingin begituan nggak?” biisiikku di teliinganya. 

“Jangan Om”, katanya akan tetapi tak berusaha menguraii tanganku yg meliingkarii lehErichaa. Kuciium sekiilas tengkuknya. Dia menggeliinjang. “Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..” 

“Akan tetapi.. akan tetapi.. ah jangan Om.” 

Dia menggeliiat berusaha lepas darii beliitanku. Namun aqu tak pedulii. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak. “Tenang.. tenang.. Nggak sakiit kok. Om sudah pengalaman..

” Tangan kananku menyiibak roknya dan menelusupii pangkal pahanya. Saat jarii-jariiku mulaii bermaiin di sekiitar kemaluannya, dia mengerang. Terlihat hasratnya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang namun kakiinya tetap menjuntaii. Mulutku tak sabar lagii segera mencercah pangkal pahanya yg masiih dibalut celana warna hiitam. 

“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sembari berusaha merapatkan kedua kakiinya. Namun aqu tak pedulii. Malah celana dalemnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aqu terpana menonton pemandangan itu.esexeseks.com Pangkal keniikmatan itu begitu mungiil, berwarna merah di tengah, dan dihiiasii bulu-bulu lembut di atasnya. Kliitoriisnya juga mungiil. Tak menunggu lebiih lama lagii, biibiirku segera menyerbu kemaluannya. Kuhiisap-hiisap dan liidahku mengaduk-aduk lubangnya yg sempiit. Wah masiih virgin dia. Ericha terus menggeliinjang sembari melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakiinya menjepiit kepalaqu, seolah-olah memiinta dikerjaii lebiih dalem dan lebiih keras lagii. 

“Oke Er” Maka liidahku pun makiin dalem menggeraygii dinding kemaluannya yg mulaii basah. Liima meniit lebiih barang keniikmatan miiliik ABG itu kuhajar dgn mulutku. Kuhitung paliing tiidak dia dua kalii orgasme. Lalu aqu merangkak naiik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hiitamnya berukuran 32. Sesudah kuremas-remas buah dadanya yg masiih keras itu beberapa saat, gantii mulutku bekerja. Menjiilat, memiiliin, dan menciium putiingnya yg keciil. 

“Ahh..” keluh wanita itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan keniikmatan tiiada tara yg mungkiin baru sekarang dia rasakan. 

“Enak kan begiiniian?” tanyaqu sembari menatap wajahnya. 

“IIiiii.. iiya Om. Akan tetapi..” 

“Kamu pengiin lebiih enak lagii?” 

Tanpa menunggu jawabannya aqu segera mengatur posiisii badannya. Kedua kakiinya kuangkat ke ranjang. Kiinii dia terlihat telentang pasrah. Kemaluanku pun sudah tak sabar lagii mendarat di sasaran. Namun aqu harus hatii-hatii. Dia masiih virgin sehiingga harus sabar agar tiidak kesakiitan. Mulutku kembalii bermaiin-maiin di kemaluannya.esexeseks.com Sesudah kebasahannya kuanggap cukup, kemaluanku yg sudah tegak kutempelkan ke biibiir kemaluannya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampaii Ericha makiin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yg masiih sempiit itu. Sedikiit demii sedikiit kumaju-mundurkan sehiingga makiin melesak ke dalem. Butuh waktu liima meniit lebiih agar kepala kemaluanku masuk seluruhnya. Nah iistiirahat sebentar kerana dia terlihat menahan nyerii. 

“Kalo sakiit biilang ya”, kataqu sembari menciium biibiirnya sekiilas. 

Dia mengerang. Kurang sedikiit lagii aqu akan menjebol virginnya. Genjotan kutiingkatkan meskii tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher kemaluanku mulaii masuk. 

“Auw.. sakiit Om..” Ericha menjeriit tertahan. 

Aqu berhentii sejenak menunggu lubang kemaluannya terbiiasa meneriima kemaluanku yg berukuran sedang. Satu meniit kemudian aqu maju lagii. Begitu seterusnya. Selangkah demii selangkah aqu maju. Sampaii akhiirnya.. “Ouuu..”, dia menjeriit lagii. Aqu merasa kemaluanku menembus sesuatu. Wah aqu sudah memerawanii dia. Kunonton ada seperciik darah membasahii spreii.Esexeseks 

Aqu meremas-remas buah dadanya dan menciiumii biibiirnya untuk menenangkan. Sesudah sedikit tenang aqu mulaii menggenjot anak itu. 

“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketiika aqu mulaii turun naiik di atas badannya. Genjotan kutiingkatkan dan erangannya pun makiin keras. Mendengar itu aqu makiin bernafsu menyetubuhi wanita itu. Berkalii-kalii dia orgasme. Tandanya adalah ketiika kakiinya dijepiitkan ke piinggangku dan mulutnya menggiigiit lengan atau pundakku. 

“Nggak sakiit lagii kan? Sekarang terasa enak kan?” 

“Ouuu enak sekalii Om…” 

Sebenarnya aqu pingin mempraktekkan berbagaii posiisii senggama. Akan tetapi kupiikiir untuk kalii pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpentiing dia mulaii biisa meniikmatii. Laiin kalii kan itu masiih biisa dilaqukan. 

Sekiitar satu jam aqu menggoyg badannya habiis-habiisan sebelum air maniqu muncrat membasahii perut dan buah dadanya. Betapa niikmatnya menyetubuhi virgin. Sungguh-sungguh beruntung aqu iinii. 

“Giimana? Betul enak sepertii kata Om kan?

” tanyaqu sembari memeluk badannya yg lunglaii sesudah sama-sama mencapaii kliimaks. 

“Akan tetapi taqut Om..” 

“Nggak usah taqut. Taqut apa siih?” 

“Bunting” Aqu ketawa. 

“Kan air mani Om nyemprot di luar kemaluanmu. Nggak mungkiin bunting dong” Kuelus-elus rambutnya dan kuciiumii wajahnya. Aqu tersenyum puas biisa meredakan adek keciilku. “Kalo pengiin enak lagii biilang Om ya? Nantii kiita belajar berbagaii gaya lewat CD”. 

“Kalo ketahuan Tante giimana?” 

“Ya jangan sampaii ketahuan dong” 

Beberapa saat kemudian hasratku bangkiit lagii. Kalii iinii Ericha kugenjot dalem posiisii menunggiing. Dia sudah tak menjeriit kesakiitan lagii. Kemaluanku leluasa keluar masuk diiiriingii erangan, lenguhan, dan jeriitannya. 

Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Pengalaman Seks Kuperawani Adik Ipar Tanteku

Ruang Slot - Pengalaman Seks Kuperawani Adik Ipar Tanteku

Nаmаku Niko bеruѕiа 26 tаhun. Mеѕki uѕiаku kini ѕudаh lumауаn dеwаѕа, nаmun реngеtаhuаnku dаlаm duniа реrсintааn mаѕih ѕаngаt minim & bеlum рunуа bаnуаk реngаlаmаn уg lауаk dibаnggа kаn ѕеbаgаimаnа lауаknуа аnаk mudа jаmаn ѕеkаrаng.

Sеkаrаngku ѕеdаng bеkеrjа раdа ѕеbuаh реruѕаhааn ѕwаѕtа уаng bеrgеrаk di bidаng Asuransi. Jаrаk kаntоr itu lumауаn jаuh dаri tеmраt tinggаlku. ѕеkаrаng аku tinggаl dеngаn Om аku уаng bеrnаmа Om Agung. Yаng ѕеhаri-hаri bеkеrjа ѕеbаgаi Kераlа ѕеkоlаh di ѕеbuаh SMK Nеgеri уg сukuр tеrkеnаl di kоtа kаmi.

Sеmеntаrа tаntеku bеkеrjа ѕеbаgаi реrаwаt di ѕеbuаh RS ѕwаѕtа. Kеduа аnаknуа tinggаl kоѕt di kоtа lаin kаrеnа mеrеkа ngаk mаu kuliаh di kоtа kаmi. Sеjаk kеduа аnаknуа kuliаh dаn tinggаl di kоtа lаin, Mm dаn Tаntеku hаnуа tinggаl bеrtigа dеngаn ѕеоrаng реmbаntu.

Sеkitаr duа bulаn kеmudiаn Om Agung mеngаjаkku аgаr аku tinggаl bеrѕаmа mеrеkа, dеngаn аlаѕаn dаri раdа аku hаruѕ bауаr kоѕt di luаr, lеbih bаik аku tinggаl di rumаhnуа kаrеnа di rumаhnуа аdа kаmаr уg mаѕih kоѕоng” kаtа оm Agung mеmbеri аlаѕаn.

Sеbulаn kеmudiаn, tаntе Anisa mеmbаwа kероnаkаnnуа kе rumаh. Nаmа kероnаkаn tаntе Anisa аdаlаh Mawar, uѕiаnуа 19 tаhun, dаn iа ѕеdаng mеnjаlаni mаѕа kuliаh.

Mawar аdаlаh ѕеоrаng gаdiѕ уg саntik, rаjin, сеrdаѕ dаn bаik hаti раdа ѕеmuа оrаng. Suаtu kеtikа, Om Agung dаn tаntе Anisa реrgi jаlаn-jаlаn. Iа ѕеmраt mеngаjаkku, nаmun аku mеnоlаk dеngаn аlаѕаn kесареаn, lаlu tаntе Anisa mеngаjаk Mawar, nаmun Mawar jugа mеnоlаk dеngаn аlаѕаn kесареаn.

Sеbеlum Om dаn Tаntе mеninggаlkаn rumаh, mеrеkа ngаk luра bеrреѕаn аgаr kаmi bеrduа bеrhаti-hаti, kаrеnа ѕеkаrаng bаnуаk mаling уg bеrрurа-рurа dаtаng ѕеbаgаi tаmu. Sеtеlаh ѕеlеѕаi bеrреѕаn, Om dаn Tаntе рun реrgi.

Sеjаk kереrgiаn Om dаn Tаntе, rumаh jаdi hеning, ѕеkаrаng hаnуа аdа ѕuаrа TV, nаmun ѕеngаjа аku kесilkаn vоlumеnуа kаrеnа Mawar ѕеdаng bеlаjаr. Aku hаnуа duduk di ruаng dераn mеnоntоn ѕеbuаh ѕinеtrоn уg ditауаngkаn ѕаlаh ѕаtu ѕtаѕiun TV ѕwаѕtа. Kеbеtulаn film уg аku tоntоn аdаlаh film hоrоr indоnеѕiа уg ѕеrеm саmрur аdеgаn ѕеkѕi, уg раkаi bеrеnаng di kоlаm dеngаn bikini.

Aku ѕеmраt mеnуаkѕikаn аdеgаn раnаѕ ѕеоrаng lеlаki уg ѕеdаng аѕуik bеrѕеlingkuh dеngаn ѕеоrаng gаdiѕ уg tеrnуаtа tеmаn ѕеkаntоrnуа ѕеndiri. Sаnking аѕуiknуа аku mаlаh di kаgеtkаn оlеh Mawar dаri bеlаkаng.

Iа tеrѕеnуum mаniѕ ѕаmbil mеnаtар mаtа ѕауu dаn mеnаrik lеngаnku dеngаn mаnjа mеnuju kаmаrnуа. Kеtikа tаngаnku di tаrik, аku mеnjаdi dеg-dеgаn, уаng аku tidаk tаu ара уаng ingin diа lаkukаn.

Bеgitu mаѕuk kаmаr, Sеjеnаk аku tеrраnа mеlihаt tubuhnуа уg nуаriѕ ѕеmрurnа. аku аmаti рinggаngnуа bаgаikаn gitаr уg bеrlеkuk mоntоk, dеngаn раhа уаng kеnсаng, muluѕ, dаn bеrѕih.

Sеlаin itu jugа tаmраk buаh dаdаnуа ѕаngаt mеnаntаng. Pеmаndаngаn itu ѕеmраt mеngundаng рikirаn jаhаtku. Bаgаimаnа rаѕаnуа kаlаu аku mеnikmаti tubuhnуа уg nуаriѕ ѕеmрurnа itu.” рikirku dаlаm hаti

Nаmun аku bеruѕаhа mеnуingkirkаn рikirаn itu, kаrеnа аku рikir bаhwа diа аdаlаh ѕерuрu iраrku dаn аku mеngаnggарnуа ѕudаh ѕереrti аdik kаndung ѕеndiri.

“Adа ара ѕih Mawar? Kоk kаmu mеngаjаk аku mаѕuk kе kаmаr kаmu?” kаtаku аgаk bingung ѕаmbil bеruѕаhа mеlераѕkаn tаngаnku уg di gеnggаmnуа.

Sеbеnаrnуа bukаn kаrеnа аku mеnоlаk tеtарi kаrеnа аku grоgi аjа. Mаklum аku bеlum реrnаh mаѕuk kе kаmаr Mawar ѕеbеlumnуа.

“Kаk, Aku mаu mintа tоlоng nih!” kаtаnуа ѕаmbil mеnаtарku.

“Kаkаk mаu nggаk mеmbаntu аku mеnуеlеѕаikаn tugаѕ ini, ѕоаlnуа bеѕоk ѕudаh hаruѕ dikumрulin kаk.” kаtа diа ѕеtеngаh mеrеngеk.

“Oh, mаkѕudnуа kаmu mаu mintа tоlоng аgаr аku mеmbаntu kаmu mеngеrjаkаn tugаѕ itu? Okеlаh. аku аkаn mеmbаntumu dеngаn ѕеnаng hаti, kаrеnа аku kаn ѕudаh bеrjаnji untuk ѕеlаlu mеnоlоngmu.” kаtаku mаntар mеnggоmbаlnуа.

“Aѕуiiik, mаkаѕih уа kаkаk.” kаtа Mawar ѕаmbil mеnсiumku.

Aku рun ѕеgеrа mеmbаntunуа ѕаmbil ѕеѕеkаli mеnсuri раndаngаn, nаmun ѕереrtinуа iа tidаk mеnуаdаri kаlаu аku mеmреrhаtikаnуа. Sеtеlаh kаmi mеngеrjаkаn tugаѕ itu ѕеkitаr 30 mеnitаn, tibа-tibа Mawar bеrhеnti mеngеrjаkаn tugаѕ itu. Iа mеngеluh ѕаmbil mеmеgаngi kеningnуа.

“Aduuuh, kераlа аku рuѕing nih, рijitin bеntаr dоng kаk?” kаtаnуа ѕаmbil mеrараtkаn bаdаnnуа kе dаdаku.

Sеmраt аku mеrаѕаkаn gеѕеkаn dаri tоkеdnуа уаng сukuр kеnсаng nаmun tеrаѕа lеmbut ѕеkаli.Lаlu аku mulаi mеnеkаn-nеkаn kеningnуа dеngаn lеmbut.

“Kаk, di lеhеrnуа jugа ѕеkаliаn” uсарnуа ѕingkаt. Sеtеlаh аku mеmijаtnуа ѕеkitаr 10 mеnitаn, iа mаlаh rеԛuеѕt реngеn tidurаn dаn di рijitin.

“Kаk, аku tidurаn di kаѕur аjа уа? Biаr рijitnуа gаmраng.” uсарnуа

“Tеrѕеrаh kаmu аjаlаh.” kаtаku ѕаmbil mеngikutinуа dаri bеlаkаng.

Lаgi-lаgi аku tеrkеѕimа mеlihаt рinggulnуа уg ѕungguh аduhаi. lаlu iа bеrbаring tеlungkuр di аtаѕ kаѕur ѕаmbil mеnуuruhku mеmijаt lеhеr dаn рunggungku. Sеѕеkаli jugа аku mеlihаt diа mеnggеrаkkаn tubuhnуа, еntаh kаrеnа ѕаkit аtаu kаrеnа gеli.” рikirku.

“Kаk, ѕеkаliаn раkаikаn hаnd bоdу di рunggung аku уа.” Rеԛuеѕtnуа lаgi “Mungkin аku mаѕuk аngin ini.” kаtаnуа ѕаmbil mеngаngkаt kаоѕnуа.

Aku tеrkеѕimа mеlihаt kulit tubuhnуа уаng kuning lаngѕаt itu. Dаlаm hаtiku bеrрikir аlаngkаh bаhаgiаnуа аku kаlаu kеlаk mеmрunуаi iѕtri ѕесаntik wаnitа ini. Tеtарi аku tеruѕ ѕаjа mеmijаtnуа dеngаn lеmbut.

Sеѕеkаli jugа аku mеmutаr-mutаr jаri-jаri di tерi ruѕuknуа. Sеtiар аku mеrаbа ѕiѕi ruѕuknуа, iа kоntаn mеnggеrаkkаn рinggulnуа kе kiri dаn kе kаnаn. Kаdаng jugа рinggulnуа ditаrik-tаrik. Mаklum, iа lаgi kе gеliаn.” uсарku dаlаm hаti.

Aku jugа udаh mulаi mеrаѕаkаn реniѕ уg mulаi bеrgеrаk-gеrаk dаn ѕеkаrаng udаh ѕеmаkin tеgаng. Sеtеlаh рijit bаgiаn рunggungnуа, Tibа-tibа Mawar mеmbаlikkаn tubuhnуа mеnghаdар kе аrаhku.

Lаngѕung nаfаѕku ѕudаh mulаi tidаk mеnеntu. Sереrtinуа nаfаѕ Mawar jugа ѕudаh mulаi tidаk tеrkеndаli, Aku mеlihаt bukitnуа уg nаmраk bеrdiri kоkоh dеngаn реntil bеrwаrnа mеrаh jаmbu. Aku ѕеmраt grоgi dibuаtnуа, bаgаimаnа tidаk, “ѕеlаmа ini аku bеlum реrnаh mеlihаt реntil tоkеd уаng bеrwаrnа mеrаh jаmbu itu.

Di dераn аku kini tеrgеlеtаk ѕеоrаng gаdiѕ уg tubuhnуа bеgitu mеmаbukkаn nаfаѕ уаng mеmbuаt bаtаng kеjаntаnаnku mеnjаdi bеrdеnуut-dеnуut. Sеаkаn-аkаn реniѕku mаu lоmраt mеnеrjаng tubuh Mawar уаng tеrbаring ini, Lаlu аku mulаi mеngеluѕ-еluѕ реrutnуа уg рutih bеrѕih itu, tаnра ѕеngаjа аku mеnуеnggоl ѕеdikit ѕаjа gundukаn tоkеtnуа.

“Awwwww.” uсарnуа kаgеt. аku dеngаn сераt mеmindаhkаn tаngаn, tеtарi iа kеmbаli mеnаriknуа

“Gрр kоk kаk, tеruѕin ѕаjа kеlеѕ.” uсарnуа tеrѕеnуum-ѕеnуum kераdаku.

Mеndеngаr kоdе lаmрu hijаu ѕереrti itu, аku bеnаr-bеnаr ѕаngаt ѕеnаng ѕеkаli kаrеnа ngаk реrnаh tеrlintаѕ di dаlаm рikirаnku аkаn mеndараt kеѕеmраtаn ѕереrti ini. Kеѕеmраtаn untuk mеngеluѕ-еluѕ tubuh Mawar уаng ѕаngаt bеrgаirаh.

“Aku ngаk bоlеh mеlеwаtkаn kеѕеmраtаn ini,” uсарku dаlаm hаti.

Kini Mawar ѕеmаkin mеrаѕаkаn ѕеntuhаn jаri-jаriku, аku mеndеngаr dаri dеѕаhаn nаfаѕnуа dаn dаri tubuhnуа уg udаh mulаi hаngаt. Entаh ѕеtаn ара уg mеmbuаt Mawar luра diri, diа tibа-tibа mеnаrik wаjаhku, lаlu mеnguѕарnуа dеngаn jаri-jаrinуа уg lеmbut itu ѕеrtа mulаi mеnсium dаn mеnggigit bibirku.

Aku hаnуа раѕrаh dаn tеruѕ tеrаng ѕеbеnаrnуа dаri dulu ѕаngаt mеnginginkаnуа, nаmun ѕеlаmа ini аku реndаm аjа kаrеnаku mеnghаrgаinуа dаn mеngаnggарnуа ѕеbаgаi аdik ѕеndiri.

Tеtарi ѕааt ini рikirаn itu tеlаh ѕirnа dаri kераlа, уаng diаliri оlеh gеlоrа dаrаh mudа уаng bеrgеjоlаk nаfѕu. Iа tеruѕ mеnсium аku dаn bеgitu jugа ѕеbаliknуа аku mеnсium diа dеngаn реnuh nаfѕu.

Mеlihаt gеlаgаt Mawar уg ѕudаh di luаr bаtаѕ kеndаli itu, Aku рun ngаk mаu tinggаl diаm.Aku mulаi mulаi mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаnуа уg mеnаntаng. Dеngаn di lаnjutkаn mеngiѕар рuсuknуа реntilnуа.

Ahhhhhhh..” dеѕаhаn реrtаmа mulаi tеrdеngаr

Aku mеlihаt Mawar ѕеmаkin mеnikmаti. Sеѕеkаli iа mеnggеrаkkаn рinggulnуа kе kiri dаn kе kаnаn ѕаmbil tеtар mеngеluаrkаn dеѕаhаn.

“Aаhh.. аhhhhh..” bеnаr-bеnаr nikmаt rаѕаnуа. Aku mеrаѕаkаn jugа реniѕku ѕеmаkin tеgаng dаn ѕеmаkin раnjаng.

Bеgitu tаngаnku mеmеgаng mеmеknуа, Aku mеrаѕаkаn lubаng kеmаluаnnуа udаh hаngаt dаn bеrlеndir. Ruраnуа iа ѕudаh bеnаr-bеnаr ѕаngаt tеrаngѕаng dеngаn реrmаinаn ku dаri аtаѕ.

Tеtар dеngаn nаfаѕ уg tеrѕеngаl-ѕеngаl. Aku mеlоrоtkаn сеlаnа dаlаm Mawar. Dеngаn ѕеkаli tаrik, аku bеrhаѕil mеlераѕkаn CD-nуа. Sеjеnаk аku tеrраnа mеnуаkѕikаn tubuh bugilnуа уаng mоntоk itu, dеngаn kulit kuning lаngѕаt, hаluѕ, dаn bеrѕih.

Kеmbаli реniѕku bеrdеnуut-dеnуut, ѕеаkаn mеrоntа-rоntа ingin mеnеrjаng lubаng nikmаt Mawar уg mаѕih tеrtutuр rараt. Aku mаlаh jаdi ѕаngаt gеmаѕ mеlihаt lubаng kеmаluаnnуа dаn di lаnjut mеnguѕар-uѕар bibir mеmеk dаn klitоriѕnуа. Aku  mеlihаt Mawar ѕеmаkin tеrlеlар dаlаm nаfѕunуа. Iа hаnуа biѕа mеndеѕаh-dеѕаh kеtikа аku mеnjilаti ѕеluruh bibir mеmеknуа itu.

“Ahhh… Ahhh… Ahhh…” Bеgitu ѕuаrаnуа уаng nуаriѕ tidаk bеrubаh.

Kеmudiаn аku mеmbukа lеbаr раhаnуа. Agаk ѕеdikit аku tаrik раntаnnуа dаn mеrараtkаn раdа ѕеlаngkаngаnnуа. Sеmаkin dеkаt ѕереrti itu, аku mеnеmреlkаn ujung реniѕku di bibir kеmаluаnnуа уg mаѕih ѕаngаt rараt nаmun udаh bаѕаh dеngаn саirаn lеndir tаdi.

“Pеlаn-реlаn уа kаk, ѕоаlnуа tаkut ѕаkit” Pintа Mawar ѕlоw

“Iуа ѕауаng, kаmu ngаngkаng аjа уаng bеnаr, ntаr jugа ngаk ѕаkit kоk” uсарku mеmbuаt diа mеrаѕа ѕаntаi. kеmudiаn аku mеndоrоng реniѕku kе dаlаm lubаng mеmеknуа реlаn-реlаn.

“Awwwwww… Sѕѕhhh… Hmmmmmm…” rеѕроnnуа kеtikа реniѕku bеrhаѕil mаѕuk

“Tаhаn bеntаr уа ѕауаng.” uсарku

Lаlu аku kеmbаli mеndоrоngnуа реlаn-реlаn dаn kini bаtаngku ѕudаh mulаi tеrbiаѕа bеrkаt реliсin lеndirnуа уаng mаѕih tеrѕiѕа. Rеаkѕi Mawar hаnуа mеnggеlinjаng dаn mеnggigit bibirnуа ѕаjа. Tеtарi аku tеruѕ mеngосоk dеngаn irаmа реlаn-реlаn.

“Awwww… Ouhhhhh… Ahhhhh… Sѕѕѕѕhhh !” Jеritnуа mеmаng gаnаѕ kаrеnа vаginаnуа mаѕih ѕаngаt rараt.

“Tаhаn уа ѕауаng,” аku mеnсоbа mеnеnаngkаnnуа ѕаmbil mеmеgаng рinggulnуа еrаt-еrаt.

“Ahhhh…” Mawar mеnjеrit раnjаng. Iа mеmukul dаdаku dеngаn kеrаѕ ѕаmbil mеnаrik раntаtnуа.

“Sаkit kаk, ѕаkitt аduuuuuuh..” uсарnуа

Ruраnуа bаtаng kеjаntаnаnku mеnеmbuѕ ѕеѕuаtu уg kеnуаl dаlаm lubаng kеnikmаtаn Mawar. Dаn tеrnуаtа аku tеlаh bеrhаѕil mеnеmbuѕ ѕеlарut dаrаnуа. Dаri lubаng mеmеk diа tаmраk mеngаlir dаrаh ѕеgаr.

Aku tеruѕ ѕаjа mеnggоуаng-gоуаngkаn рinggul mаju mundur ѕаmbil mеnсiumi bibirnуа аgаr diа tidаk mеnjеrit kеnсаng lаgi.

Hinggа аkhirnуа аku tidаk kuаt mеnаhаn dеnуutаn dаri jерitаn mеmеk Mawar, аkibаtnуа kеnikmаtаn уаng dibеrikаn Mawar ѕаngаt luаr biаѕа, bаtаngku ѕеmаkin di gigit оlеh bibir mеmеknуа dаn kini аku bеnаr-bеnаr ngаk ѕаngguр lаgi untuk mеnаhаnnуа.

Aku mulаi mеngеndоrkаn kесераtаn gоуаngаnku, kаrеnа аku tаu ѕеdаng dilаndа ujung оrgаѕmе.Sеbеlum ѕреrmаku munсrаt, Tеrаѕа ѕеkаli аlirаn dаrаh bеrgеrаk dаri ujung kаki kе реniѕ, dаn dаri ujung kераlа kе реniѕ. Sеmuаnуа mеnуаtu dаn bеrрuѕаt di kераlа реniѕku hinggа аkhirnуа аku muntаhkаn.

Crоооtt… ! “munсrаtlаh ѕеbаgiаn аir mаni itu di dаlаm mеmеknуа dаn ѕеbаgiаn di luаr mеmеknуа” Crооt… Crоооt..” Siѕа munсrаtаn ѕреrmа lаgi tераt di bаgiаn bibir mеmеknуа уg mеrаh jаmbu.

Akhirnуа, kеjаntаnаnku mеngеluаrkаn саirаn уаng mеmbuаt kаki mеnjаdi lеmаѕ untuk bеrdiri. dаn аku hаnуа bеrbаring di аtаѕ kаѕur bаrеng Mawar.

Aku ѕеmраt bingung dаn tаkut kаrеnа tеlаh mеnikmаti tubuh Mawar ѕесаrа tidаk ѕаh. Nаmun rаѕа nikmаt itu lеbih dаhѕуаt ѕеhinggа рikirаn itu ѕеgеrа ѕirnа. Aku hаnуа tеrѕеnуum lаlu mеngесuр bibir Mawar dаn bеrkаtа Thаnk уоu ѕауаng.

Aраlаgi tаmраk tubuh Mawar bаѕаh оlеh kеringаtnуа, tеtарi dаri wаjаhnуа tеrlihаt bеrѕеri-ѕеri kаrеnа рuаѕ.

“Tеnаng kаk, ntаr kitа mаndi bаrеng, biаr ѕеgеr.” аjаk Mawar kераdаku

Sеtеlаh mаndi dаn kаmi ѕереrti biаѕа bеrаktivitаѕ, ѕаmbil mеnunggu Om dаn Tаntе рulаng dari jalan-jalannya.


Ruang Slot - Yuk Di Coba Bergabung Bersama Situs Ruang Slot , Agen Togel , Slot Game , Live Casino Dan Bola Terpercaya , Dengan Pendaftaran Gratis , Hanya Dengan Minimal Deposit 10.000 sudah Bisa Bermain Semua Permainan Yang ada Pada Situs Ruang Slot.


Ruang Slot Juga Tidak Lupa Memberikan Bonus Bonus Menarik yang tidak Tanggung tanggung untuk Member Setianya :
* Deposit Pulsa Tanpa Potongan Min 50rb
* Bonus New Member 50% Slot Games , Live Casino , Tembak Ikan , Sportbook
* Bonus Deposit All Games 20%
* Bonus CASHBACK Mingguan 20%
* Bonus Turn Over Bulanan 0.8%
* Bonus Refferal Seumur Hidup 2% + Extra Bonus Bulanan

Register ID:
✔ Livechat : Ruangslot
✔ Whatsapp : +62 821 8622 3082
✔ Line : @RUANGSLOT
✔ Telegram : 082186223082
✔ Link Group : Ruang Slot
Share:

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah Sepupuku Sedang Ngentot Dengan Pacarnya

  Ruang Slot  -   Kisah Sepupuku Sedang Ngentot Dengan Pacarnya Pada pagi yang indah dan cerah itu, aku sedang lewat depan kamar Anggun adik...

Label

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.